Kamis, 09 November 2017

Berbagi Cerita di Workshop Menulis SMA Muhammadiyah Sumowono



Berbagi Cerita di Workshop Menulis SMA Muhammadiyah Sumowono

Dear Sob, bagaimana kabarnya?
Meskipun masih rempong dan sedikit nggak fit. Aku mau cerita dikit tentang workshop menulis minggu kemarin. Meski lambat nggak apalah yaw, sebagai pengingat juga.



Rabu, 25 Oktober 2017, dalam rangka bulan bahasa 2017 aku mengisi acara literasi di SMA Muhammadiyah Sumowono, Jawa Tengah. Wow! Ini sesuatu banget. Soalnya, seumur-umur, aku sendiri belum pernah ngisi materi kelas nulis di tempat tumpah darahku ini. Uhukss… tapi ya itu Sob, malah jadi takjub dan sedikit beban. Lagipula ada keponakanku juga sekolah situ. Nggak bisa ngebayangin kalau tantenya cuap-cuap, xixixi.

Datangku lumayan nggak mepet jam. Masih bisa ngobrol cantik sama beberapa guru, Bu Farida, Bu Dwi, dan siapa lagi ya, nggak inget namanya. Dan Bapak kepala sekolah Pak Afik yang tetanggaku sendiri. Asiknya bisa saling sharing tentang sekolah, literasi dan karakter murid-murid yang tentu saja berbeda satu sama lain.

Acara dimulai pukul 08.30 WIB. Alhamdulillah tepat waktu. Beberapa sambutan dan lagu kebangsaan dikumandangkan sebelum acara dimulai. Lumayan formil bo. Berasa SMA lagi aku nih. Masa putih abu-abu yang melekat banget di memoriku. Gimana denganmu, Sob, ada kisah nan membekas di masa itu?





Sekitar 70 an anak (kalau nggak salah), ikut workshop menulis ini. Karena pas jam kerja, teman-temanku komunitas Penarawa (Penulis Ambarawa) nggak ada yang bisa menemani. Alone deh.

Biar nggak ngantuk, kuawali workshop kali ini dengan acara kuis. Pada heboh semua, apalagi kalau yang disinggung masalah cinta sama gebetan hati. Ea... ea… langsung deh bergemuruh. Tapi nggak apa sih, biar nggak ngebosenin saja. Inget masa-masa itu juga, kalau bicara cinta tersipu malu tapi mau.

Materi singkat langsung kukeluarkan juga dong. Pas anak-anak lagi mood. Ntar kelamaan pada bosen bisa bahaya. Akhirnya acara tanya jawab yang awalnya malu-malu kucing jadi heboh. Hehehe, senangnya anak-anak mau bertanya tentang apapun tentang dunia literasi ini.

Pertanyaannya juga keren habis loh. Bagaimana cara mencari ide, cara kirim ke  media dan masih banyak yang lain. Ada juga yang Tanya gimana biar nggak jomblo. Ups.. nggak ding.

Serius pada nulis cerpen

Kece badai cerita-ceritanya



Di akhir acara, langsung action dong. Menulis cerpen dengan karakter mereka, tanpa ada batasan-batasan yang rumit. Bebas jaya tanpa batas tapi tetap sopan, no sara dan no pornografi. Karena aku sendiri dan nggak ada teman Penarawa yang menemani, hasil karya anak-anak kubawa pulang dulu. Biar bisa membaca, merenung dan ini dia 3 terbaik yang keren maksimal.
 
3 terbaik, semangat ya (foto by: Farida)

Biar semangat nulis, mungkin ada tips kece nih dariku:
1.    Menulis nggak perlu dibatin aja, tapi ya ditulis.
2.    Bagaimana menghindari bosan menulis? Nggak ada ide? Ya piknik dulu. Piknik nggak harus jauh-jauh, cukup ke Monas aja, hihihi. Nggaklah, cukup mencuci piring gelas, atau menyapu halaman, lihat pemandangan. Yang simpel nggak pake rumit.
3.    Bingung memulai nulis? Pilih 3 kata untuk membuat 3 paragraf awal. Ini kudapat dari postingannya Mas Rifan Fajrin di Grup FB Penarawa. Misal baca, kertas dan air. Ya mulai saja dengan awalan ketiga kata itu. Jadi cerita nggak monoton. Biasanya diawali dengan pada jaman dahulu, suatu hari atau kata-kata yang membosankan untuk dibaca.
4.    Kenapa tulisanku buruk? Iyalah, nggak mungkin kamu sekali belajar masak rasanya langsung kayak masakan resto. Pasti ada nggak bagusnya dulu, berantakan, ambburadul. Berproses ya dear, ntar lama-lama akan semakin baik dan bagus.
5.    Jangan patah semangat.
6.    Tulis apa yang ada di pikiranmu. Jangan kebanyakan entar, entar dan entar.
7.    Seribu langkah selalu diawali dengan 1 langkah awal. So, nulis terus dong.

Senang deh bisa berbagi dengan abegeh-abegeh kece di SMA MUhammadiyah Sumowono. Semoga makin semangat menulis dan jadikan dunia apapaun yang kamu mau dengan menulis.
Buat Sobat semua, ada tips lain nggak selain 7 di atas? Bagi di komen yuk…

Baca juga:

6 komentar:

  1. senangnya melihat adik-adik masih semangat untuk menulis cerita, cuma medianya itu loh mbak. kasih mereka ide. tumpahkan cerita mereka ke dunia maya.
    pasti ada yang cerita dari mereka meledak. jika mereka tekuni.

    penerus masa depan bangsa :D

    BalasHapus
  2. Membaca tulisannya mbak wahyu selalu asyik, seperti mbak wahyu bercerita dan aku menyimak dengar di dekatnya. hihihi.

    btw, strategi tiga kata itu bisa jadi hanya sekadar latihan, bisa juga untuk pemantik bagaimana memulai sebuah cerpen.

    sehat selalu, mbak. teruslah berkarya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih ilmunya MAs Rifan. 3 kata itu bener2 nggak bikin bete nulis, tengkyu :)

      Amin, sehat juga buat njenengan ya :)

      Hapus
  3. Senang lihatnya, antusias mereka ikutan, mengumpulkan tulisan. Semoga dengan ini, bisa menambah semangat mereka untuk berbagi cerita dalam untaian kata..

    BalasHapus