Rabu, 30 Oktober 2019

Bedah Buku A Tribute to Doctors, Edukasi dan Donasi


Bedah Buku A Tribute to Doctors, Edukasi dan Donasi

Sudah lama banget aku nggak ikutan acara bedah buku atau bedah karya. Rasanya ada saja gitu kegiatan yang mengejar-ngejar musti terselesaikan. Untunglah, tanggal 20 Oktober 2019 kemarin, tepatnya di hari Minggu, aku bisa datang ke acara bedah buku spesial. Kebetulan pas nggak ada acara lain. Langsung deh daftar dari jauh-jauh hari.

Buku A Tribute to Doctors
Bedah Buku A Tribute to Doctors


 Kubilang spesial karena ini bedah buku terbitan indie. Yang pemasarannya juga dilakukan sendiri, promo juga sendiri. Spesialnya lagi penjualannya uwowow!  Bikin yang tahu melongo super lama. Berapa exsemplar? Kepo ya? Aha!

Buku Antologi A Tribute to Doctors digagas dan digawangi oleh Mbak Hany Panjaitan. Seorang emak rumah tangga yang suka dan sibuk menulis di rumah. Di sela kegiatannya mengurus keluarga serta menerima beragam pesanan kue. Super woman banget ya, aku selalu salut dengan wanita yang masih sempat melakukan hobi walaupun kesibukannya tak bisa ditawar.

Dalam buku dengan 15 penulis ini, pernah juga kureviw lho. Biar nggak bingung, bisa lihat di Review Buku Antologi A Tribute to Doctors

Bedah buku bertempat di Perpustakaan Daerah Salatiga. Acara berlangsung pagi hari, jam 09.00 WIB. Dari rumah otw jam 07.00 karena rumah di gunung. Barengan sama teman-teman Penulis Ambarawa atau Penarawa. Yaitu Bu Yanti, Bu Maria dan Bu Widyastuti (yang kukenal di dalam mobil). Meluncurlah kami ke tepat acara. 


Bertemu Langsung Penulis Antologi A Tribute to Doctors

Buku A Tribute to Doctors
Formasi kurang lengkap, hehehe

 Meskipun semua penulis di buku ini nggak kumpul semuanya, di sana sudah ready 5 orang penulis buku antologi ini lho. Mbak Hany Panjaitan, Mbak Dini Veridatun, Mbak Fitriana Dyah, Mbak Siti Nurun Na’imah dan Mbak Reni. Senangnya berkenalan dengan mereka. Sayangnya aku lupa nggak bawa bukunya untuk minta tanda tangan. Ough.. nyesel banget. Ketemu penulis-penulis kece penyemangatku ini.

Bertemu Teman dan Komunitas Baru
Peserta bedah buku dari beragam tempat lho. Ada yang dari Ungaran, Ambarawa, Semarang, Salatiga, Solo, Yogyakarya dan Temanggung. Nah selain ketemu teman-teman baru. Dari Temanggung hadir dengan komunitasnya.

Adalah Keluarga Studi Sastra 3 Gunung atau biasa disingkat KSS3G Temanggung. Ini komunitas yang inspiratif dan aktif banget kegiatannya. Sering iri lho, kapan gitu bisa ikutan sampai Temanggung.  Salah satunya Mbak Dini Rahmawati, temanku blogger yang datang dengan rombongan.

Pembedah buku kali ini adalah Mas Muchlas Abror, seorang guru, penulis bahkan musisi dari Temanggung. Ada suhu idola yang datang juga, Pak Roso Titi Sarkoro. Uwowow, beliau inspiratif banget karyanya. Baru sekali ini aku bertemu dengan beliau.

Oh ya, mumpung di Perpusda, aku menyempatkan diri keliling perpustakaan nan indah ini. Setelah ini itu, baca-baca bentar di perpustakaan yang keren banget dan nyaman di lantai dua. Sebelum acara akhirnya dimulai.


Literasi, Tak Pernah Mati
Dengan MC mbak Siti Nurun Na’imah, acara mulai bergulir. Membuka acara dengan doa dan sepatah dua patah kata. Sang moderator Bu Maria Utami Kepala Sekolah SMP 2 Jambu, mulai mengisi acara. Bahwa literasi mulai menggeliat karena semua yang ada di sini. Waw, bahasanya epik ya.

Buku A Tribute to Doctors
Mbak Fotriana Dyah membaca sinopsis buku

  Lanjut dengan pembacaan sinopsis buku oleh Mabk Fitriana Dyah. Buku berisi kisah humanisme dokter yang penuh kasih terhadap pasiennya. Tema yang diambil juga belum pernah kulihat sebelumnya. Atau aku yang nggak tahu aja, ya?


Bedah Buku A Tribute to Doctors oleh Muchlas Abror
Berasa gimana gitu mungkin sang pembedah di antara 3 wanita cantik, hihihi. Mas Abror akhirnya memulai bedahannya tentang buku ini dengan awalan yang menarik. Aku sudah membayangkan bakalan ngantuk sepanjang acara. Makanya kupilih duduk depan sendiri bersama Mbak Dini Rahmawati. Eh ternyata Mas Abror ini bikin aku melek sampai acara.
Buku A Tribute to Doctors
Mbak Siti, Mbak Hany, MAs Abror, Bu Maria


Nah, apa yang membuatku sampai takjub gitu ya?
1.    Bahwa setiap buku kategorinya musti jelas. Tahu Nggak Mas Abror ini dbilangin Mbak Dini kalau buku yang mau dibedah beripa esai. Wikikik, secara Mbak Dini belum baca bukunya juga. Nah, di awal tulisan (tulisan Mbak Hany, tentunya banyak coretan doang ya). Karena yang di kepala sudah esai, eh tarnyata berupa cerpen berdasar kisah inspiratif dari kisah nyata.
2.    Bahwa inspiratif harus jelas juga. Yang seperti apa sih yang inspiratif itu?
3.    Syarat kepenulisan dengan batas tertentu kadang membuat cerita terpanggal atau selesai terlalu tergesa. Ini bisa nggak enak banget dibaca. Padahal, kalau mau dieksplor dapat lebih dalam lagi ceritanya.
4.    Editing dari sebuah buku harus berlapis. Nggak hanya satu orang saja.

Buku A Tribute to Doctors
Mas Abros action


5.    Nah, paragraf buku ini adalah lurus. Nggak menjorok ke dalam. Biar yang baca asyik juga. Kata Mbak Hany, karena masih produk lama, hehehe. Btw, bagiku sendiri, penulisan paragraf menjorok ke dalam memang bikin yang baca nggak cepat capek.
6.    Dalam sebuah paragarf jangan hanya satu kalimat saja. Paling nggak 3 sampai 5 kalimat.
7.    Pangsa pasar harus jelas.
8.    Jangan lupa mengendapkan tulisan. Ini penting banget. Habis diendapkan dicek ulang deh, pasti masih ada saja yang berantakan. Iya kan, ya? Tapi kadang aku juga nyeyel deh nggak mengendapkan dulu kalau dikejar target dan dateline ^Jangan ditiru ya.
9.    Doa kenceng biar hasilnya maksimal.

Di luar itu semua, kata Mas Abror buku yang keren ini memang layak banget untuk dibaca. Ada terharunya, ada menyentuhnya. Ada pula semangatnya. Nggak mudah membuat buku penuh dengan caranya sendiri untuk menginspirasi orang.

Buku A Tribute to Doctors
Yeay dapat hadiah

  Acara makin seru dengan tanya jawab dan banyak bertebar hadiah di sana. Dan, karena aku nih ikutin dari awal terbinya buku ini, beberapa pertanyaan bisa banget aku jawab. Rejekiku guys, dapat kaos dan mug. Uwowoww, makasih ya Mbak.


Edukasi dan Donasi
Oh ya misi buku ini adalah edukasi dan donasi. Esukasi karena banyak banget istilah di buku ini yang bagi orang awam sangat membingungkan. Tapi mampu dijelaskan dengan sangat sederhana. Berikutnya adalah donasi. Hasil dari penjualan buku ini didonasikan ke beberapa rumah sakit. Aku jadi terharu banget.

Tak pernah lupa di acara ini tentunya foto rame-rame. Ada hadiah menarik buat yang posting di facebook guys. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar jaya tak kurang suatu apa. Menjelang siang, acara akhirnya selesai.

Sukses buat teman-teman penulis A Tribute to Doctors, semoga banyak karya baru lagi yang muncul setelah ini. Sebagai pengingat juga buat diriku sendiri. Mengumpulkan banyak hal dari yang kecil agar bisa berbagi ke orang lain.

Jika kamu bukan siapa-siapa, menulislah...

Baca juga:

0 komentar:

Posting Komentar