Jumat, 22 November 2019

Nulis Itu Mudah di Library Roadshow Perpustaaan Desa Ngudi Ilmu Mukiran, Kecamatan Kaliwungu


Nulis Itu Mudah di Library Roadshow
Perpustaaan Desa Ngudi Ilmu Mukiran, Kecamatan Kaliwungu

“Jumat ada agenda nggak, Mbak?”
“Jumat besok?”
“Iya.”
“Mo ngajakin ngetrip ya? Hihihi...”
“Nggak, haha. Jadi, ada agenda nggak?”
“Wha... free, jualan saja sih.”
“Berarti jadi ya ke Mukiran, ya.”
“Asiyap!”

Yang namanya sharing nulis apapun dan bagaimana bentuknya memang aku suka banget. Apalagi kali ini sama anak-anak sekolah dasar. Wah, pasti seru. Bagiku, anak-anak seusia sekolah dasar itu sesuatu banget. Imajinasinya kadang, sampai keluar dari zona kebiasaan. Ada yang anti mainstream bahkan melayang-layang entah kemana.

Perpustaaan Desa Ngudi Ilmu Mukiran, Kecamatan Kaliwungu


Tapi itulah yang bikin selalu asyik bersama mereka. Dan, kali ini Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Semarang bersama Pak Bambang Murdianto, aku berkesempatan mengisi literasi di Perpustakaan Desa Mukiran, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.


Library Roadshow
Acaranya bertajuk Library Roadshow ini memang menarik. Karena nggak hanya urusan literasi saja yang akan dibahas. Tapi ada 3 agenda dalam waktu yang bersamaan. Literasi, pembuatan craft langsung diajarin ahlinya dan kelas dongeng.

Perpustaaan Desa Ngudi Ilmu Mukiran, Kecamatan Kaliwungu
  Wow, aku mau jugak ikutan!

Hihihi, dari kecil aku sua banget diceritain dan didongengin. Kalau nggak sempat didongengin mbah, bapak atau ibuku ya mendongeng sendiri. Ngomong sendiri saat di WC ataupun kamar mandi. Jadi lama banget di saat ke kamar mandi karena sambil ngomong sendiri. Bergumam-gumam sendiri. Rasana aneh juga kalau kuingat-iangat masa kecilku.


Salah Turun
Eh, kembali lagi ke Library Roadshow ya. Jumat (15/11/2019) pukul 05.30 WIB aku sudah otw dari rumah. Titik kumpul di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Semarang. Secara rumahku jauh banget di desa. Motor kutaruh terminal Bawen. 45 menit kemudian sudah nunggu angkot di depan terminal. Penuh mulu karena barengan anak berangkat sekolah dan orang-orang pabrik berangkat kerja. Jadilah aku nongkrong lama ada setengah jam.

Akhirnya dapat juga angkot yang nggak penuh-penuh amat. Eh karena lupa-lupa ingat aku turun sebelum sampai ke tempatnya. Ampun deh, musti naik angkot lagi, hahah.

Alhamdulillah sampai di tempat dengan selamat. Di sana sudah ada Bu Ari Kusnandar, eh ini sih main tebakan saja. Karena aku juga belum tahu beliau. Hanya tahu lewat fliyer yang dikirimin Pak Bambang. Tapi benar juga saat kenalan lho. Ngobrol asyik juga nih sama Bu Ari, ahli craft yang sangat kreatif. Nanti beliau akan mengajarkan tentang headpiece/hiasan kepala biasanya untuk jilbab.


Ke Desa Mukiran, Kaliwungu, Kabupaten Semarang
Tak berapa lama Pak Bambang datang dan kami langsung berangkat. Lhoh, yang mendongeng? Ternyata mbak Eka Septi kena musibah. Jadi digantikan yang lain.

Perjalanan lumayan panjang kami ikuti sambil ngobrol haha hihi, hihihi. Sampai juga di Desa Mukiran. Aku baru sekali ini ke sana. Berasa jauh gitu. Perpusdes Ngudi Ilmu Desa Mukiran.


Kelas Dongeng

Perpustaaan Desa Ngudi Ilmu Mukiran, Kecamatan Kaliwungu
Kelas dongeng seru
 Kelas dongeng telah dimulai bersama Mas Amin. Anak-anak TK tertawa bahagia banget didongengin Mas Amin. Anak-anak selalu menyenangkan ya.

Dan kelas nulis segera dimulai dong ya.


Nulis Itu Mudah
Ada 20 anak yang ikut dalam kelas nulis ini. Dari kelas 3, 4 dan 5 SD. Acak tapi masih aman banget. Anak-anak yang penuh semangat karena kuawali dengan bercerita tentang Bono dan Lia.

Itu kisah dalam bukuku 12 Cerita Kebiasaan Baik Anak Muslim Penerbit Elex Media Gramedia. Tentang Bono yang suka jahil sama Lia dan Lia yang selalu menuruti apa mau Bono. Menjengkelkan, bukan? Eh ternata si Bono ini takut sama anak kucing. Saat mau ambil coklat si Lia, langsung deh Bono Ngombol dengar suara meong yang dibawa Lia, hihihi. Mau tahu kelanjutannya? Baca bukunya langsung ya.

Perpustaaan Desa Ngudi Ilmu Mukiran, Kecamatan Kaliwungu
Lagi serius nulis tapi santai guys
Dari situlah anak-anak mulai kuminta menulis hanya separagraf saja. Waktu 10 menit molor jadi 15 menit. Pada bingung awalnya. Saat sudah bisa nulis satu kalimat saja untuk awalan, mulai lega deh, hehe. Nulis itu mudah banget.

Dan kuminta seorang anak maju, walaupun malu-malu kucing. Eh mau juga akhirnya. Berkisah tentang sebuah persahabatan.


Judul Harus Menarik
Aku terangkan tentang cerita yang menarik tentu judul harus menarik. Dari banyak judul yang kubaca hasil karya anak-anak. Ada satu yang menarik. Karena judulnya lain daripada yang lain. Anak-anak meskipun terlihat capek tapi tetap semangat. 

Perpustaaan Desa Ngudi Ilmu Mukiran, Kecamatan Kaliwungu
Akhirnya maju juga hehehe
 “Coba deh mau baca cerita atau buku, tapi judulnya biasa banget. Tertarik nggak adik-adik?”
“Nggak!” jawab mereka serempak.
“Misteri Gua Hanoman atau Kisah Persahabatan?”
“Yang pertama Bu...”
Nah, judul kalau nggak menarik orang nggak mau baca dong yes.



Nama Tokoh

Perpustaaan Desa Ngudi Ilmu Mukiran, Kecamatan Kaliwungu
Santai tapi ceritanya kelar dan keren
    Anak kedua maju membacakan ceritanya. Tokoh belum jelas banget. Masih samar-samar gitu. Kesempatan menerangkan tentang nama tokoh dari sebuah cerita.

Nama bisa diambil dari mana saja. Nama teman bisa, bisa pula ditambahin atau dikurangi. Atau mengarang sendiri. Ini memang gampang-gampang susah. Tapi nggak susah banget. Asal kalau beri naman tokohnya Jawa, jangan keliru nanti logat Sumatra ya. Nggak nyambung dong. Gerr...


Bingung Nulis? Bisa dari Sebuah Pertanyaan

Perpustaaan Desa Ngudi Ilmu Mukiran, Kecamatan Kaliwungu
Ceritanya bagus lho
 Anak ketiga maju, walaupun malu juga, dengan judulnya Kak Salma. Judul sederhana yang kusuka. Makin semangat karena kubagi beberapa doorprize. Setelah kelar membaca ceritanya, kuminta nambah lagi. Walau bingung, kupancing dengan beberapa pertanyaan. Dan sukses deh bisa bikin beberapa paragraf langsung. Keren ya ternyata anak-anak ini.

Nah, semua akhirnya kurangkum dalam menulis sebuah cerita, kadang bisa lewat bertanya dalam hati. Nulis tentang kucing, kalau bingung, bisa bikin pertanyaan sendiri. Warnanya apa? Makannnya apa? Sukanya ngapain dan lain sebagainya.

Seru pokoknya bersama anak-anak ini. Yang pasti nulis itu mudah. Aku serasa muda kembali, hahaha.


Kelas Craft

Ibu-ibu PKK serius belajar Craft dengan Bu Ari
 Setelah acara salim tangan dan foto bersama aku ikut kelas craft. Secara aku dulu jualan asesoris secara online, bikin sendiri pula. Jadi kepo banget nih sama suhunya Bu Ari Kusnandar.

Ikutan bikin dong, dari kain perca brokat, bisa dijadikan kreasi headpiece. Biasanya dibutuhkan saat mantenan, atau acara-acara resmi untuk hiasan jilbab. Ini keren dan masih jarang. Bisa langsung dijual online ataupun kerjasama dengan salon. Asal kita ramah dan banyak link, bukan masalah di penjualan ini. Duh, salut buat Bu Ari yang sangat kreatif dan kesabarannya melatih pembuatan craft ini.


Headiece bikinanku
 
Hari yang menyenangan banget guys. Mbak dan mas yang menyambut kedatangan kai juga ramah banget. Semoga lain waktu bisa silaturahmi lagi ya.


Perpustaaan Desa Ngudi Ilmu Mukiran, Kecamatan Kaliwungu
Kelas craft cekrek
 
Tak mudah memang memulai untuk sesuatu hal. Saat kita melangkah satu langkah saja, itulah awal yang tak bisa diprediksi.

Salam literasi.

Baca juga yang ini dong:

0 komentar:

Posting Komentar