Minggu, 03 November 2019

Saparan Desa Sumogawe, Getasan, Melestarikan Tradisi, Mempererat Silaturahmi


Saparan Desa Sumogawe, Getasan,
Melestarikan Tradisi, Mempererat Silaturahmi

Kapan terakhir kali melihat keseruan di desa nih? Di desa, banyak hal menarik yang bisa dicermati dan dinikmati. Bukan hanya pemandangannya saja yang keren, tapi terkoneksi dengan banyak momen yang ada di desa itu sendiri. Meskipun kelihatannya sepele, tapi kental makna dan filosofi. Begitu banyak simbol, makna dan ubo rampe yang mengelilingnya.

Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Tradisi Saparan Desa Sumogawe


Syukurlah, aku diberi kesempatan ikut menikmati tentang pernak pernik desa yang tak semua orang tahu ini. Bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang di One Day Trip 2019 dengan para blogger milenial, kami mengunjungi Desa Sumogawe, Getasan, Kabupaten Semarang. Mau lihat apa di sana? Hehehe, kalau penasaran simak terus hingga tuntas ya.


Sambutan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang
Titik kumpul di kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang,  Jl. Diponegoro no. 202 Ungaran. Pada hari Senin, 28 Oktober 2019 kami kumpul sebelum pemberangkatan menggnakan bus. Di sana, kami diberi pengarahan dulu oleh ibu Dewi Pramuningsih. Sambutan penuh ramah tamah ini memang spesial banget, bincang-bincang ringan tentang pariwisata di Kabupaten semarang. 

Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Sambutan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang

 Era milenial ini wisata sebagai sektor andalan. Diperlukan strategi pemasaran yang handal juga. Salah satu yang terpenting adalah teknologi informasi untuk mendukung sektor ini. Nah, media sosial sangat berperan penting. Selain tampilan berita yang benar dan informasi yang jelas.

Bu Ika Sari Hendrastuti bagian pemasaran Dinas Pariwisata menambahkan di Kabupaten Semarang sendiri ada 44 daya tarik wisata. Kalau ditambah yang baru ada sekitar 60 destinasi wisata. Ada pula 35 desa wisata. Hotel juga banyak pilihan. Ada 13 hotel berbintang dan non bintang sekitar 195.

Wisatawan sendiri kebanyakan daerah sekitar Kabupaten Semarang, sehingga tak perlu menginap. Kebanyakan langsung balik kembali. Diharapkan dengan promosi maksimal, tingkat menginap para wisatawan akan bertambah. Bukan hanya daerah sekita Kabupaten Semarang saja tapi sampai mancanegara. 


Perjalanan ke Sumogawe
Sebuah perbincangan yang manis ini harus diakhiri karena waktu berangkat telah tiba. Perjalanan menyenangkan tanpa drama macet. Naik turunnya juga nggak terasa banget. Aman damai sampai ke tempat yang dituju. 

Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Mas Yamto dan Mas Srrya dari Desa Sumogawe, Getasan

 Tak ada satu jam, kami sudah sampai di Desa Sumogawe. Disambut oleh sesepuh desa juga Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Desa yang menyenangkan karena keramahan warganya.


Makanan Ndeso Spesial
Tak lupa, kami juga disambut welcome drink yang menyenangkan. 

Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Susu bikinan warga Sumogawe

 
Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Timus

Apa itu? Ada makanan khas ndeso yang spesial banget. Waluh yang drebus, tape ketan, pisang rebus, kacang rebus, gethuk tales, timus dan masih banyak yang lainnya. Yang paling spesial tentu ya minimannya berupa susu produk dari warga Sumogawe.


Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Susu warga Sumogawe

 
Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Waluh rebus


Kirab Budaya Merti Dusun Sumogawe
Saat kami menyantap hidangan ini, kirab sampai di tujuan. Oh ya, sebetulnya kirab sudah mengelilingi kampung, hingga berakhir di tempat acara. 
 
Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Merti Dusun Sumogawe

Sebuah panggung Merti Dusun. Ya, menyambut murti desa serta tradisi saparan. Di depan panggung telah disipakan tikar-tikar untuk acara pembukaan ini.

Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Kirab Budaya Merti Dusun Sumogawe

 Pembukaan acara ini dengan tarik menarik janur. Tak lupa doa kepada Sang Maha Kuasa atas semua berkah yang diberikannya. Banyak doa-doa dan puji syukur atas semua yang diberikan Allah kepada warga. Suasana berlangsung khidmat. 
Tak lupa kami juga disambut Tari Prajuritan.

Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Tari Prajuritan

Kenduri Kampung
Kenduri dilaksanakan dengan doa memotong tumpeng. Ada banyak ubo rampe tumpeng di sana. Mulai dari ayam ingkung, urap, gereh dan segala macam lengkap. Setelah didoakan, bisa langsung disantap yang ada di tempat acara. Tinggal pilih mau makan di tempat yang sudah disediakan atau dari kenduri tersebut. Bebas jaya guys. 
 
Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Kenduri Desa Sumogawe

Ada menu spesial lho, yaitu nasi jagung lengkap dengan urap dan gerehnya atau ikan asin. Serta jengkol. Entahlah dimasak apa ya. Aku makan satu biji jengkol. Penasaran saja. Seumur-umur ya baru itulah aku makan jengkol. Rasanya seperti daging, pulen gitu ya, hihihi.


Tradisi Saparan Desa Sumogawe

Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Menunya spesial khas ndeso

Saparan merupakan salah satu tradisi Desa Sumogawe  untuk berterimakasih pada Sang Maha Kuasa atas segala limpahan berkahnya. Saparan di Desa Sumogawe ini nggak hanya di kampungnya saja. Beberapa desa daerah sekitar juga merencanakan berdasar hitungan berbeda. Ada hitungan khususnya lho. Berdasar hitungan Jawa. Jadi tiap desa beda harinya.


Berkunjung ke Rumah Warga
Oh ya, tiap rumah juga merayakannya. Seperti apa? Nah, karena kemarin ada 25 orang lebih dalam rombongan, kami dibagi dalam 5 kelompok. Oleh Mas Surya dan Mas Yamto, setiap kelompok didampingi salah satu warga setempat.
 
Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Saparan Desa Sumogawe

Bersama 5 orang ini kami masuk ke salah satu rumah warga. Ngobrol santai dan salam-salaman. Seperti layaknya lebaran di kampungku. Berkunjung ke tetangga-tetangga. Banyak camilan. Tingga pilih yang kekinian atau makanan khas ndeso? Semuanya tersaji lengkap.

Saking banyaknya makanan yang disediakan, jadi ingat lebaran di kampung. Nggak jauh beda dengan lebaran. Setelah itu, tak lupa diminta makan. Makan besar! Yaitu nasi dan kelengkapannya. Bakso juga ada. Lengkap! Padahal tadi di acara saparan sudah makan kenyang. Masuk rumah warga makan camilan. Plus makan bakso. Uwuwuw! Betapa kenyangnya.


Berbagi Cerita dan Makan Lagi!
Kami  juga berbagi cerita lho, tentang sapi-sapi peliharaan yang mulai gendut. Tradisi ini memang sudah lama sekali. Setiap orang boleh mengundang siapa saja yang diinginkannya. Dan tuan rumah, harus selalu siap sedia apapun. Entah tamu sedikit atau banyak tetap siap.

Bahagia gitu katanya kalau makin banyak tamu yang datang. Mampu merekatkan tali silaturahmi dan persaudaraan. Walau capek karena harus masak, beberes rumah tak lupa cuci piring gelas, hehehe.

Saparan Desa Sumogawe, Getasan
Menghormati tuan rumah, makan dengan bahagia

 Rumah kedua, kami juga disambut dengan keramahan tiada tara. Camilan lengkap juga ada. Jajanan ala ndeso atau kekinian. Belum lagi makan besarnya. Ampun deh, mau nggak mau harus makan. Ini untuk menghormati sang tuan rumah. Ya Allah, akhirnya aku makan lagi. Dan lagi....


Saparan, Berbagi dan Silaturahmi
Akhirnya saatnya kumpul kembali. Betapa saparan ini mebuat pengalaman baru dalam kehidupan ini. Bahwa hidup harus selalu berbagi. Tradisi silaturahmi, penuh berkah dan mempererat jalinan persaudaraan.
Saparan Desa Sumogawe, Getasan
One Day Trip Bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang dan Blogger Milenial 2019
            
Terimkasih warga Sumogawe bisa ikut menikmati tradisi dan momen penuh kenangan ini. Semoga tradisi ini menjadi kearifan lokal akan selalu ada. Untuk sebuah kata kebersamaan yang kental. Lanjut kemana kita? Tunggu postingan berikutnya ya.


Baca juga yang ini:

0 komentar:

Posting Komentar