Minggu, 06 Februari 2022

Review Buku ‘Ketika Pasien Bicara’, Kekuatan dan Ketabahan Pasien Lupus

Review Buku ‘Ketika Pasien Bicara’, Kekuatan dan Ketabahan Pasien Lupus

 

‘Ketika Pasien Bicara’ akan lupus, buku dengan tema out of the box ini memang bukan buku inspiratif biasa. Tak mudah lho berbicara tentang penyakit di tubuh. Saat pasien mau berbagi, sebagai penyemangat, tangisan hingga ketabahan luar biasa.

Buku Ketika Pasien Bicara


Membuka lembar buku dengan cover dominan putih menciptakan rasa berbeda. Jujur, beberapa buku tentang rasa, kekuatan dan ketabahan seringkali menimbulkan tangis tersendiri.

Namun, dibaliknya ada pijar cahaya untuk semangat tanpa menyerah. Bahkan tak pernah putus meski badai angin menerjang. Semua ada batas, semua tanpa batas, hidup dan kehidupan yang tak pernah mampu dimengerti.

 

Tentang Panggon Kupu

Membuka lembar kedua, buku didesikasikan kepada para DPL (Dokter Pemerhati Lupus). Dalam memperingati hari jadi ke-9 Panggon Kupu (6 Februari 2013 – 6 Februari 2022. Lupus sendiri merupakan penyakit dengan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri.

Panggon Kupu merupakan komunitas bagi Odapus (Orang Dengan Lupus) Semarang sebagai wadah berkumpul, saling berbagi, mengisi dan tak merasa sendiri. Diresmikan oleh Ketua Yayasan Lupus Indosesia, Tiara Savitri tanggal 6 Februari 2013.

Komunitas diketuai oleh Yohana Septiana Kusumawardani seorang Odapus. Disemangati dan support penuh oleh Prof. Dr. dr. Catharina Suharti, Sp.Pd-KHOM, Ph.D. Beliau menjadi ibu bagi Odapus dan ibu sejati bagi kupu-kupu cantik Semarang.

Buku ini penuh liku dalam perjalanan mencari narasumber, proses kepenulisan hingga masuk cetak penerbit. “Buku yang mengajarkan banyak hal,” kata Mbak Hany (Rohani Panjaitan), penanggung jawab buku ini.

 

Tentang Buku ‘Ketika Pasien Bicara’

Ada 13 judul kisah inspiratif dengan penulis Rohani Panjaitan, Erien, Widya WJ, Siti Nurun Na’imah, Riah Fazriah, Mu’rifah Siti, Hilada Wardani dan Wahyu Maryaningsih. Tulisan dari beberapa penulis membuat pembaca tak bosan karena gaya penceritaan mereka berbeda-beda.

Dikemas dengan bahasa santai dan mirip cerita pendek, sehingga maknanya masuk banget ke pembaca. Aku, yang membaca secara tidak urut tak merasa bingung. Karena masing-masing kisah memang berdiri sendiri dari para narasumber Odapus.

Awal baca sudah penuh burai air mata. Entahlah, di awal dedikasi saja mataku sudah mbrambang, lanjut ke kisah pertama membuat rasa syukur terucap berkali-kali. Ide membuat Panggon Kupu sebagai wadah sharing memang luar biasa. Tak mudah memujudkannya di saat tubuh berjuang untuk bersahabat dengan lupus.

Sakit dan uang satu hal yang tak dapat dipisahkan, sakit ada uang artinya dapat berobat, tapi bagaimana tanpa uang sedikitpun? Di sini Sang Kuasa menunjukkan kuasanya dengan rezeki tanpa diduga.

‘Sebening Embun’ menjadi kisah nyata bahwa ada hal di luar kuasa yang Maha Tahu dari segala tahu. Saat baca rasanya ikut hanyut, kepanikan kekurangan uang untuk orang tua para Odapus, dan Dillah, orang dengan lupus.

Di halaman 93 ada ‘Melanjutkan Langkah’, yang sedang berjuang mengatasi luka karena lupus, akhirnya berpisah dari pasangan hidup. Sungguh, luka, ditambah luka yang membuat emosi jiwa naik turun tanpa kompromi. Meskipun pada akhirnya menemukan belahan jiwa yang mau menerima apa adanya, Mbak Rofik, perjuangan tanpa batas.

Di kisah terakhir In Memoriam Hariyani Salma, Odapus, pasien dari dr. Budi Setiawan, Sp.Pd-KHOM, yang ditulis Mbak Hani, sungguh menyentuh. Aku tak tahu dimananya, tapi tangisku tak terbendung lagi. Pada akhirnya semua ada akhir, untuk kembali ke Sang Khalik.

 

Apa yang Menarik dari Buku Ketika Pasien Bicara?

Buku para Odapus dengan kisahnya yang luar biasa tak banyak ditemui di pasaran. Bahkan, rasanya aku baru kali ini menemukannya. Narasumber dari berbagai kalangan dan acak, serta bagaimana para dokter memperlakukan mereka dengan kesabaran luar biasa.

Apa yang menarik?

-       Jarang ada buku inspiratif tetang Odapus, buku ini bicara lengkap kisah pasien itu sendiri dan orang terdekat yang merawatnya. Penyemangat tanpa henti, dokter dengan kesabaran ekstra.

-       Diceritakan dengan gaya santai dan mengena. Terutama kegalauan, kesedihan, semangat pasang surut, secara runut dan asyik untuk dibaca, hingga tuntas.

-       Didesikasikan untuk DPL yang memiliki kesabaran seluas samudra dan membuat pasien memiliki semangat berkali lipat.

-       Karena kisahnya berdiri sendiri, dapat dibaca tidak urut. Mau langsung akhir dulu baru kisah lain di bagian tengah buku, tak masalah, atau sebaliknya.

-       Buku tidak teralu tebal, tidak terlalu tipis, nyaman untuk dibaca kapan saja dan dimana saja. Dimasukkan tas, simpel juga.

-       Isi berkualitas memberi semangat yang taka pernah putus. Saat masalah datang, solusi muncul. Ketika mood buruk bagi para Odapus, mereka mendapatkan asupan nutrisi semangat dari banyak sisi.

-       Menjadi lebih banyak bersyukur.

Ya, kalimat terakhir benar-benar dalemmm banget dari hatiku. Kalau tak percaya, dapat membaca langsung buku ini dengan pembelian secara online melalui Mbak Hany di 0819 1446 8905.

 

Buku Kisah Inspiratif yang Tak Biasa

Kusebut tak bisa karena kisah dari buku ini memang jarang bahkan mungkin tak banyak orang tahu akan lupus. Dari sini, pembaca akan mengetahui banyak hal yang tak biasa.

Kekuatan seseorang benar-benar dipertaruhkan ketika kondisi dengan penyakit tak biasa. Orang yang meninggalkan atau akan lebih banyak teman dan keluarga  memberi semangat karena tak mudah berteman dengan lupus.

Banyak pelajaran didapat dari banyak kisah dalam buku ini. Seperti yang telah kutulis di awal: Semua ada batas, semua tanpa batas, hidup dan kehidupan yang tak pernah mampu dimengerti.

 

Judul buku                : Ketika Pasien Bicara (kumpulan Kisah Inspiratif)

Penulis                      : Rohani Panjaitan dkk.

Penerbit                     : Diandra Kreatif

Cetakan Pertama     : Januari 2022

Halaman                    : xii + 185 halaman

ISBN                           : 978-623-240-381-9 (cetak), 978-623-240-382-6 (digital)

Pemesanan              : 0819 1446 8905 (Rohani Panjaitan)


Baca Juga:

Review Trio Detektif, Misteri Nuri Gagap

Resensi Novel Perempuan Penyapu Halaman Karya Pepih Nugraha

Review Novel Pelangi Kehidupan Karya Rohani Panjaitan

2 komentar:

  1. Terimakasih PANGGON KUPU,disini kami menemukan keluarga baru yang bersama-sama berjuang untuk hidup bersama LUPUS

    BalasHapus
  2. Tulisan Mbak Wahyu selalu keren. Isinya detail dan runut. Untaian kalimatnya tak biasa. ��������

    BalasHapus