Rabu, 10 Mei 2023

Kusta dalam Perspektif Agama dan Stigma Masyarakat

Kusta dalam Perspektif Agama dan Stigma Masyarakat

Kusta  masih menjadi stigma kuat di masyarakat sebagai salah satu penyakit aneh bahkan ada yang menyebutnya kutukan.



Dengan stigma seperti itu, masih ada individu yang mengucilkan atau kurang care dengan OYPMK atau Orang Yang Pernah Mengalami Kusta.

Padahal jika menilik lebih jauh, kusta dapat disembuhkan dengan pengobatan medis secara terus menerus. Maka, ada baiknya memahami kusta dalam banyak faktor terutama pandangan perspektif agama secara keseluruhan.

Kusta dalam Perspektif Agama

Ulasan tema secara live streaming ‘Kusta dalam Perspektif Agama’ sangat menarik dan sayang kalau dilewatkan begitu saja.



Sebagai orang awam, live yang digagas oleh Ruang Publik KBR dan NRL Indonesia ini membuka banyak wawasan baru tentang stigma yang beredar di masyarakat umum.

Live streaming pada Senin, 8 Mei 2023 pukul 09.00 – 10.00 WIB digawangi Rizal Wijaya sebagai host KBR. Selain itu terdapat dua pembicara yaitu Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufna dan Muhammad Iqbal Syauqi.

Dalam Islam, terdapat kisah Nabi Ayub yang pernah terkena penyakit kulit dan dengan ridho Allah SWT mampu memberinya kesabaran luar biasa. Dalam Al Kitab dan buku lain ada banyak kisah tentang kusta yang ternyata telah ada sejak zaman dahulu.

Muhammad Iqbal Syauqi : Kusta Sudah Ada Sejak Zaman Nabi

Kusta sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW bahkan sebelumnya. Menurut dokter umum RSI Aisyiyah Malang sekaligus kontributor Islami.co kisah Nabi Ayub merupakan salah satu yang populer karena penyakit kulitnya.



Beberapa hal terkait kusta dalam perspektif agama versi Dr. Muhammad Iqbal Syauqi adalah sebagai berikut:

1. Kisah Nabi Ayub dengan Penyakit Kulit

Diceritakan Nabi Ayub menderita penyakit kulit dalam jangka waktu sangat lama.

Dengan penuh kesabaran dan taqwa berlimpah kepada Allah SWT Nabi mampu bertahan selama bertahun-tahun.

Nabi Ayub tidak mengeluh dan sebaliknya semakin menambah keimanan.

2. Penyakit yang Ditakuti dan Dianggap Kutukan

Zaman dahulu orang yang mengalami kusta akut bagian tubuh yang terluka akan terpotong atau terlepas sedikit demi sedikit. Maka, banyak yang takut dengan penyakit ini.

Selain itu muncul stigma dalam masyarakat tentang adanya kutukan jika ada yang OYPMK. Padahal azab atau kutukan ini sama sekali tidak ada hanya stigma yang keliru karena minimnya informasi.

3. Berusaha Sembuh secara Jasmani dan Rohani

Jika terkena kusta perspektif Islam mengajarkan umat untuk berusaha secara jasmani dan rohani.

·         Secara Jasmani

Jasmani artinya mengobati secara fisik, namun untuk zaman dulu belum disebutkan metodenya. Sedangkan zaman sekarang sudah ada dokter yang bertugas memberi pelayanan maksimal untuk pengobatan dan penyembuhan pasien kusta.

·         Secara Rohani

Rohani artinya penyembuhan dengan berdoa, tawakal dan ikhtiar. Biasanya ada perlakuan ruqyah tertentu dengan doa tertentu. Terdapat pula doa khusus yang diambil dari ayat Al-Qur’an dan hadits sahih.

Dari sini maka diharapkan tidak ada stigma negatif bahwa kusta adalah kutukan atau azab. Namun, salah satu penyakit menular yang bisa disembuhkan dalam kurun waktu tertentu.

Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufna: Kusta Bukan Kutukan dan Bisa Sembuh

Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufna merupakan seorang pendeta dan OYPMK sehingga merasakan bagaimana saat kusta menyerang. 



Ada beberapa poin penting terkait pengalaman dalam perspektif agama, yaitu:

1. Stigma yang Muncul

Saat kusta menyerang, pendeta malah tidak takut akan penyakit tersebut tapi stigma orang terhadap dirinya.

2. Kisah dalam Perspektif Agama

Dalam Al Kitab ada pula kisah tentang kusta dan zaman dulu jika ada yang terkena maka akan dihindari. Orang yang kusta akan tinggal di kuburan atau gua-gua. Perlakukan terhadap mereka juga berbeda.

Misalnya akan mengirim makanan menggunakan tali. Kemudian tali yang sudah terpakai akan dibuang karena takut tertular.

3. Kusta Bukan Kutukan

Kusta adalah penyakit dan bukan kutukan atau azab. Adapun dulu penyembuhan yang ada dengan cara memohon ampun.

Selanjutnya melakukan beberapa upacara tertentu. Jika sudah dinyatakan sembuh bisa kembali hidup bermasyarakat secara normal.

Sekali lagi, kusta bukan kutukan apalagi azab. Hanya stigma yang beredar dan bisa diluruskan secara tepat.

Cara Sederhana Hidup Sehat Terhindar dari Kusta

Jika seseorang sudah terkena kusta, dapat disembuhkan dengan obat yang harus diminum secara rutin.



Orang yang terkena kusta bukan karena masalah prinsipil sehingga seolah menjadi azab, akan tetapi karena berbagai faktor. Antara lain bakteriologis, imunologis atau kurang gizi dan kesehatan lingkungan.

Jika sudah terkena kusta ada kalanya dapat terjangkit lagi apalagi yang kontak erat satu keluarga menimbulkan penularan.

Maka ada cara sederhana dengan memenuhi anjuran dokter dan meningkatkan pola hidup sehat, yaitu:

·         Menjaga kebersihan

·         Mengakses gizi yang baik

·         Jika menemui gejala kusta segera periksa ke dokter

·         Menambah pengetahuan lebih luas

·         Menghilangkan stigma untuk hidup lebih baik dan lebih sehat

Dengan begitu kesehatan diri dan lingkungan terjamin dengan baik.

Penutup

Menurut pendeta Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufna manusia diciptakan Tuhan lengkap dengan seluruh sifat kemanusiaannya.

Manusia diwajibkan bergaul bersama-sama sehingga tidak beralasan sama sekali jika memberikan stigma dengan alasan apapun. Maka tidak boleh mendiskriminasi dan harus menghargai ciptaan Tuhan.

Secara perspektif Islam menurut Dokter Muhammad Iqbal Syauqi jika mengalami kusta, perlu tahap ridho dan ikhlas pada takdir Allah SWT. Selanjutnya menambah keimanan dan dan kepercayaan untuk masuk ke level tasawuf.

Tidak lupa menambah ilmu wawasan luas untuk menghindari stigma negatif tentang kusta. Tetap waspada tanpa mendiskriminasi agar kesadaran meningkat dan hidup sehat berdaya guna lebih tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar