Minggu, 03 September 2023

Kang Trisno, Menebar Harmoni di Desa Menari

Kang Trisno, Menebar Harmoni di Desa Menari

Bergerak dengan contoh, adalah ungkapan Kang Trisno sebagai founder Desa Menari. Daerah sejuk dengan view kece badai ini begitu populer dengan nama yang bikin penasaran banyak orang.

Desa Menari, Kang Trisno, Astra
Kang Trisno founder Desa menari (Foto: instagram.com/kangtris_desamenari)


Desa yang awalnya, bagi seorang Trisno adalah desa wisata yang tak punya apa-apa. Daerah stagnan, pemuda desa kebanyakan merantau ke kota dan malas balik desa karena dianggap tak ada yang diharapkan.

Fenomena berpuluh tahun membuat Kang Tris, saya biasa memanggilnya seperti itu ingin memberdayakan desa dengan kesederhanaannya.

Kisah heroik dengan proses kerja keras yang tak mudah membuat Kang Tris menerima Satu Indonesia Award tahun 2015 untuk Desa Menari sebagai Kampung Berseri Astra. Langkah upayanya benar-benar dari nol.

Berawal dari 200 Ribu

Berawal dari 200 ribu, Kang Tris memulainya untuk menjalin kedekatan dengan para pemuda. Dari uang yang ‘hanya’ 200 ribu ini dibuatlah lincak. Lincak adalah sejenis tempat duduk atau bangku kayu yang biasanya ditaruh di teras rumah.

Desa Menari, Kang Trisno, Astra
Kang Tris berkoordinasi dengan warga (Foto: dok. pribadi)


Kemudian, Kang Tris menaruh lincak di depan rumah sebagai tempat untuk mengobrol dan kumpul pemuda. Saat itu sekitar tahun 2006, anak-anak muda mulai datang, ngobrol sana sini dan ada konsep yang mulai tersusun sebagai rencana awal.

Teras rumah dengan lincak inilah yang sekarang telah menjadi pendopo. Pendopo yang lumayan luas dan sekarang digunakan kumpul warga guna membicarakan berbagai hal di desa.

Alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan ribuan ide kreativitas yang sedikit berbeda ini mulai menuangkan ide dan konsep. Pergerakannya pelan tapi pasti, layaknya tarian yang awalnya lembut tapi juga kadang musiknya menghentak.

Melihat dari yang Sederhana

Desa yang mati suri mulai menggeliat dengan berbagai kreasi dan ide luar biasa. Mulai dari pengelolaan peternakan sapi hingga menjadikan desa sebagai laboratorium sosial.

Desa Menari, Kang Trisno, Astra
Kang Tris memberi pengarahan (Foto: dok. pribadi)


Meskipun berproses pada akhirnya Kang Tris mulai fokus pada kearifan lokal. Mencintai lingkungan, menggali kesederhanaan yang mulai terlindas modernisasi untuk memaksimalkan potensi desa.

Tidak mudah mengajak warga untuk berubah dan membutuhkan kesabaran ekstra untuk terus membujuk warga menggali sesuatu yang berbeda. Akhirnya Outbound Ndeso menjadi pilihan untuk lebih menggali berbagai hal terkait kearifan lokal.

Outbound Ndeso cakupannya sangat luas mulai dari permainan dan kesenian tempo doeloe hingga kegiatan sederhana yang dilakukan orang desa. Seperti bertani, melakukan perawatan sapi dan lain sebagainya.

Proses yang benar-benar tidak mudah ketika pada akhirnya Astra melirik desa dengan berbagai keunikan dari kesederhanaan yang mengacu akan budaya lokal.

Sedangkan laboratorium sosial di Desa Menari banyak difungsikan untuk kegiatan kesenian lengkap dengan kearifan lokal nan mumpuni. Kegiatan terkonsentrasi untuk hal yang sederhana tapi luar biasa, seperti:

1. Menari

Menari bagaikan harmoni yang meliukkan banyak hal untuk tarian nyata dari jiwa. 

Desa Menari, Kang Trisno, Astra
Tari Geculan Bocah Desa Menari (Foto: dok. pribadi)


Dengan menari kesenian lokal yang mulai punah bisa dioptimalkan kembali melalui anak-anak hingga pemuda dan orang dewasa.

2. Dolanan Ndeso

Dolanan ndeso membeli warna warni unik yang berbeda dengan mainan game zaman kekinian. Dari dolanan ndeso kekerabatan dan pertemanan terjalin nyata dan memberi kesan mendalam.

Desa Menari, Kang Trisno, Astra
Dolanan permainan egrang Desa Menari (Foto: dok. pribadi)


Dolanan ndeso seperti dakon, sudamanda dan egrang bukan hanya menciptakan kreativitas tanpa batas juga arti tentang pertemanan dan persahabatan. Bahkan lagu-lagu daerah menggema dengan musik khas yang sudah mulai jarang ditemui.

3. Belajar Bertani, Beternak dan Kebiasaan Lokal

Bertani dan beternak adalah pekerjaan atau profesi orang desa yang tak bisa dianggap remeh. Dari sini kesederhanaan tentang arti sebuah kerja keras sebagai pekerjaan atau profesi lokal yang mulai jarang dilirik kaum muda.

Masih banyak kegiatan lain yang menorehkan banyak kreativitas karang taruna untuk kaum muda. Kang Tris benar-benar memberi inspirasi baru yang kadang tak terpikirkan sama sekali.

Dengan upaya tak mudah Desa Tanon, Dusun Tanon, Ngrawan, Getasan, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini menjadi pilihan Kampung Berseri Astra.  

Program Kontribusi Sosial Berkelanjutan dari Astra dengan implementasi kepada masyarakat dengan mengintegrasikan nilai program. Program tersebut adalah pendidikan, kewirausahaan, lingkungan dan kesehatan.

Menebar Harmoni di Desa Menari

Desa Menari memiliki keunikan yang mengusung sesuatu yang tak ada menjadi ada.  Banyak yang penasaran dengan makna dari desa yang cantik dengan sejuta  kreasi kearifan lokal ini.

Desa Menari, Kang Trisno, Astra
Aksesoris Tari Topeng Ireng (Foto: dok. pribadi)


Apakah warga pintar menari? Memang tidak semuanya, tapi ada beberapa tarian khas desa yang sering ditayangkan saat ada beragam acara seperti tarian Topeng Ireng adan Geculan Bocah.

Menurut Kang Tris, menari adalah harmoni kehidupan yang menggabungkan banyak hal. Semua perlu kejelian, untuk melihat dari yang sederhana, dengan sudut pandang berbeda, tentu hasilnya berbeda.

Maka, desa Tanon mulai memaksimalkan yang sederhana ini seperti memerah sapi, dolanan anak, tarian tradisional dan homestay khusus pengunjung yang ingin menginap.

Kang Tris terus bergerak melaju meskipun pandemi sempat membuat semuanya terpuruk. Perlahan tapi pasti kegiatan wisata mulai digalakkan dengan konsep baru.

Bahkan Kang Tris sekarang aktif menulis blog pribadi. Selain itu buku solo karangannya sudah terbit dengan judul Masa Darurat Mengenal Bakat, buku keren dari hasil pemikiran mendalam seorang founder Desa Menari.

Mas Tris, Penebar Harmoni Desa Menari

Pergerakan tak pernah luntur dari seorang Kang Tris. Sebagai pribadi saya salut dengan berbagai sepak terjangnya yang tak pernah pupus walau sempat jatuh bangun.

Desa Menari, Kang Trisno, Astra
Kenanganku di Deda Menari (Foto: dok. pribadi)


Beberapa kali menyambangi desa cantik alami di Lereng Telomoyo ini, selalu ada yang berubah menjadi lebih baik. Namun, semua tetap sederhana, tetap fokus pada kearifan lokal dengan kreativitas yang kalau saya bilang ‘luber-luber’.

Desa Menari selalu menebar harmoni, kalimat dengan makna mendalam, betapa hidup bisa berubah dengan bergerak. Tanpa perlu banyak omong tapi dengan memberi contoh nyata.

Bergeraklah dengan contoh,

bahwa kita orang yang merdeka dalam pikiran dan perbuatan

(Trisno, Desa Menari Tanon)

 

This entry was posted in

0 komentar:

Posting Komentar