Minggu, 18 Juni 2023

Peran Babinsa dan PKK dalam Edukasi Sosialisasi Kusta

Peran Babinsa dan PKK dalam Edukasi  Sosialisasi Kusta

Selama ini kusta masih menjadi momok masyarakat dengan berbagai stigma yang ada. Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 18 ribu kasus dan menjadi yang tertinggi nomor 3 di dunia.

Dengan banyaknya kasus kusta, banyak pihak harus lebih peduli baik dari warga masyarakat sendiri dan pihak lain yang terkait. Langkah utama dengan edukasi, sosialisasi dan pemahaman yang benar apa itu kusta.

Babinsa dan PKK menjadi 2 bagian dari masyarakat yang support penuh untuk meminimalisir kusta agar lebih tersosialisasikan ke warga.

Live Streaming Gaung Kusta Bersama Babinsa dan PKK

Pemahaman akan kusta lebih spesifik dengan adanya Live Streaming yang diselenggarakan oleh NLR Indonesia dan KBR pada Rabu, 14 Juni 2023.

Acara yang berlangsung seru pukul 09.00 hingga 10.00 WIB itu membahas Tema Gaung Kusta Bersama Babinsa dan PKK.

Keseruan live oleh host Rizal Wijaya dengan berbagai pertanyaan cerdas akan kusta dan OYPMK (Orang yang Pernah Mengalami Kusta).

Kusta adalah salah satu penyakit yang menimbulkan disabilitas. Di Indonesia sendiri terdapat 6,6 orang penderita tiap 1 juta penduduk. Sedangkan target pemerintah adalah 1 orang per 1 juta penduduk.

Angka yang masih sangat jauh tapi tetap dapat terkondisikan jika semua peduli akan kusta. Untuk menggaungkan pemahaman akan kusta, terdapat roadshow tentang kusta oleh NRL Indonesia salah satunya di Slawi, Tegal.

Narasumber live streaming kali ini adalah bagian dari roadshow sehingga memberi banyak pengalaman baru. Beliau adalah Kapten Inf Shokib Setiaji sebagai Pasiter Kodim 0712/Tegal dan Elly Novita, S.KM, MM sebagai Wakil Ketua Pokja 4, TP PKK Kab. Tegal.

Gaung KUsta bersama Babinsa dan PKK persembahan NLR Indonesia dan KBR

Untuk diketahui jika Babinsa (Bintara Pembina Desa) dan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) adalah bagian dari masyarakat yang memiliki pengaruh besar.

1. Kapten Inf Shokib Setiaji, Pasiter Kodim 0712/Tegal

Acara roadshow pada tanggal 1 Juni 2023 memberi pengetahuan baru yang dihadiri oleh Babinsa, Kamtibmas Polres Tegal, ibu-ibu PKK serta komunitas lainnya.

Kemasan metode roadshow berbeda dari yang lain untuk menarik minat dan mendengarkan ilmu baru akan kusta. Selain memberi wawasan luas, perlu adanya edukasi dan sosialisasi pada masyarakat agar mengenal lebih jauh tentang kusta.

2. Elly Novita, S.KM, MM, Wakil Ketua Pokja 4, TP PKK Kab. Tegal

Ibu-ibu PKK sangat senang mendapatkan arahan akan kusta terutama yang masih sangat awam. Informasi yang didapat menjadi bekal untuk disampaikan pada masyarakat. Tak terkecuali cara mencegah dan penanganan terbaiknya.

Ada pula acara senam bersama yang menyehatkan badan dan memberi kesenangan luar biasa pada ibu-ibu PKK yang hadir.

Babinsa dan PKK memang ujung tombak yang selalu berhubungan dengan warga termasuk dalam sosialisasi kusta.

Kendala Penanganan Kusta di Masyarakat

Sejauh ini kusta seolah diabaikan padahal butuh bimbingan bagi para OYPMK. Sebetulnya ada beberapa kendala terkait penanganan kusta pada masyarakat. Menurut Ibu Elly, kendala tersebut antara lain:

Ibu Elly Novita, S.KM, MM sebagai Wakil Ketua Pokja 4, TP PKK Kab. Tegal


1. Anggapan Keliru Kusta sebagai Penyakit Kutukan

Stigma yang beredar di masyarakat adalah kusta sebagai penyakit kutukan dan penuh dosa padahal tidak sama sekali. Ada pula yang beranggapan jika bersentuhan dengan penderita kusta langsung tertular dan itu juga stigma yang keliru.

2. Adanya Berita Hoaks

Berita hoaks atau yang tidak dapat dipertanggungjawabkan tentang kusta membuat sebagian masyarakat takut dan pemicu menghidnari OYPMK. Berita hoaks ini harus ditepis agar tidak merembet ke hal negatif lainnya.

3. Tidak Ada Evaluasi

Meskipun ada sosialisasi dan edukasi, belum maksimal akan evaluasi. Artinya bagaimana pemahaman masyarakat akan kusta apakah sudah paham betul atau hanya wacana saja.

Kendala ini membuat stigma negatif kusta semakin banyak. Bahkan ada pula yang  malu jika disuruh berobat dan lain sebagainya.

Peran dan Strategi Babinsa dan PKK untuk OYPMK

Dengan berbagai kendala yang ada perlu adanya penanganan secara kondusif. Babinsa dan PKK memiliki peran penting agar edukasi dan sosialisasi kusta berjalan maksimal.

Kapten Inf Shokib Setiaji sebagai Pasiter Kodim 0712/Tegal


1. Babinsa Melakukan Koordinasi dengan Dinas Terkait

Peran Babinsa sebagai aparat kewilayahan selalu melakukan koordinasi dinas yang terkait seperti Dinas Kesehatan.

Babinsa berada di tengah masyarakat baik warga, tenaga kesehatan, kader kesehatan dan lainnya. Terdapat acara mengumpulkan warga untuk edukasi kusta.

2. Babinsa Melakukan Pendampingan

Peran yang sangat penting dari Babinsa dengan melakukan pendampingan langsung ke masyarakat. Pendampingan bertujuan mengetahui warga yang malu jika berobat terlebih yang memiliki penyakit kusta dan yang berhubungan dengan kusta.

3. PKK Memaksimalkan Pamong Desa

Keterlibatan pamong desa secara formal dan informal. Mengawal jika ada OYPMK agar bisa diterima dengan baik oleh warga.

4. PKK Memaksimalkan Tokoh Masyarakat

Bagaimanapun juga peran tokoh masyarakat sangat penting sebab masyarakat lebih percaya akan orang yang dianggap sesepuh. Dengan menggandeng tokoh masyarakat edukasi dan sosialisasi kusta bisa optimal.

5. PKK Menggandeng Organisasi Kepemudaan dan Keagamaan

Langkah PKK dengan menggandeng organisasi kepemudaan dan keagamaan agar pembelajaran akan kusta lebih luas. Jadi dari semua lapisan masyarakat dapat bergerak bersinergi secara bersama-sama.

Strategi peran Babinsa dan PKK memang penting agar warga tahu lebih mendalam tentang kusta. Sosialisasi terbaik dengan memaksimalkan peran serta masyarakat secara menyeluruh.

Penutup

Baik Babinsa dan PKK memiliki peran besar dalam OYPMK. Babinsa punya metode teritorial, pembinaan dengan komunikasi sosial di warga binaan dan wilayah.

Koramil melakukan kegiatan lintas sektoral membahas seluruh masyarakat tak terkecuali kesehatan.

Sedangkan PKK menggandeng banyak organisasi keagamaan dan pemuda agar edukasi dan sosialisasi kusta lebih meluas. Semua itu untuk meminimalisir isu dan stigma negatif akan kusta yang beredar.

Dengan demikian gaung akan kusta lebih banyak, meluas dan merata. Selain itu masyarakat paham kusta dan menekan isu negatif yang beredar agar hidup lebih berkualitas.

0 komentar:

Posting Komentar