Senin, 10 Juli 2023

Misteri Eksotisme Curug 7 Bidadari, Mitos Putri Berkudis dan Si Cantik Turun dari Langit

Misteri Eksotisme Curug 7 Bidadari, Mitos Putri Berkudis dan Si Cantik Turun dari Langit

 

Wusss….

“Ka… kamu siapa?” tanyaku menelan saliva. Takjub dan menghentikan kegiatan kecipak air yang dari tadi kulakukan lalu mengucek mata sesaat.

Sosok itu, bagai kabut seolah muncul di tengah-tengah curug. Rambutnya sepinggang, terurai hitam legam. Baju kemben jarik ojo gampang sirik cokelat bermotif buah aren kawung membuatnya tampak seperti putri raja. Tak lupa selendang warna emas di pinggang rampingnya.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Curug 7 Bidadari (Foto: Dok. pribadi)


Wajahnya ayu alami dengan hidung tak terlalu mbangir, muka eksotis yang kusuka. Wajah khas gadis desa tempo doeloe yang glowing. Bukan glowing karena skincare, tapi benar-benar natural tanpa make up.

“Kudune aku ki sing tekon, koe ki sopo?” Suaranya syahdu dan lembut berbahasa Jawa yang artinya ‘sebetulnya aku yang bertanya, kamu siapa?’ Namun, matanya lebih tajam dari mata elang, menusuk hingga jauh ke dasar jurang. Sumpah, membuatku merinding dalam sepersekian detik.

“A… Ayu.”

Suaraku tergagap, memaksa bersitatap ke mata legamnya. Mendadak senyap. Tak tahan bersitatap, mencoba melihatnya dari atas ke bawah. Kakinya beradu dengan air terjun yang mengalir tiada henti. Lalu, arah mataku kembali ke wajah ayunya.

Ujung mulut itu terangkat ke atas, menciptakan senyum tercantik yang pernah kulihat.

“Yen mlebu neng ndi wae, ngomongo kulonuwun lan ojo seneng misuh ben uripmu ayem. Raupo nganggo banyu kledung sumber curug iki.” ‘Jika masuk kemana saja, bilang salam dan jangan mengumpat biar hidup tenteram. Basuhlah menggunakan air sumber curug ini.’

Suaranya menghipnotis, aku diam.

Manut, kubasuh muka yang penuh jerawat dengan air dingin nan sejuk dari curug indah ini. Mendongak wajah hendak mengucap sesuatu, tapi wanita ayu itu sudah lenyap.

Kutengok ke kanan kiri, tetap tidak ada. Hanya pengunjung yang sedang bermain air dan mengambil foto. Kuusap muka sedikit kasar, halus. Halus! Persis sebelum aku stres mikir wong kae, bener, jatuh cinta bikin jerawatan.

 Aku ingat, tadi datang tak ucap salam. Lalu, kuucap kata sedikit kasar sebab terpeleset dan kecemplung ke air hingga sepatu yang belum sempat kulepas basah kuyup.

Beberapa minggu yang  lalu, aku juga ke sini. Jujur, inilah tempat favoritku kala butuh refresh otak. Lagi-lagi, tanpa kulonuwun, membasuh muka sambil ‘misuh’ karena jerawat membandel lalu saat pulang, bahuku terasa berat.

Ah, kisah itu, hanya aku yang tahu. Kuhela nafas panjang.

“Ayu!” aku  menoleh ke asal suara. Seketika, mataku membola sempurna…

_ww_

 

Aku simpan cerpen yang belum selesai lalu menutup laptop. Kangen juga ke Curug 7 Bidadari. Dari curug itu, puluhan cerita berdasar mitos legenda kubuat, dengan background cantik air terjun bertingkat.

Tuing, ada pesan masuk.

[Besok lego pora, Yuk? Anter gue ke Curug 7 Bidadari ya, bisa?]

Lhah! kebetulan yang sangat kebetulan, bukan?

 

Meluncur ke Tempat Tersembunyi Curug 7 Bidadari, Ini Alamat Lengkapnya

Pagi itu pukul 9 aku otw berdua teman sambil tertawa lebar menuju Curug 7 Bidadari. Aha! Naik motor matic sambil ngobrol di tengah udara segar pedesaan nan sejuk paripurna.

Kuberitahu ya, untuk ke Curug ini sangatlah mudah. Alamatnya di Dusun Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Curug berjarak sekitar 7 kilometer dari rumahku yang berada di Kecamatan Sumowono.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
View menuju Curug 7 Bidadari, keren banget bro! (Foto: Dok. pribadi)


Sepanjang jalan bakal disuguhi pemandangan eksotis. Hamparan sawah, kebun dan pemandangan yang nggak bakal membosankan.

“Katanya kalo cuci muka di situ jadi glowing dan enteng jodoh gitu, Yuk?” tanya temanku kepo.

Aku terbahak, dasar!

“Amin,” akhirnya kuaminkan setelah tangan kirinya memukul kakiku keras sambil mengendalikan motor agar tidak oleng.

“Katanya mitos legendanya gitu? Gimana sih lu orang sini malah nggak tahu!”

 

Misteri Curug 7 Bidadari, Mitos Melegenda Dari Gudig Hingga Bidadari Langit

Curug atau air terjun ditemukan sekitar pertengahan 2010. Dengan kecantikannya, membuat warga sekitar tertarik mengembangkan sebagai wisata air. Awal memulai dari dana swadaya, dana desa dan bantuan wakil bupati Semarang.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Beda dulu beda sekarang, dulu ada tulisan Curug 7 Bidadari, sekarang C7B 
(Foto: Dok. pribadi tahun 2019 dan 2023)

Berbagai mitos menjadi misteri mistis unik untuk digali. Saking keponya aku menanyakan ke beberapa orang secara langsung. Dari banyaknya cerita dan mitos yang ada terdapat misteri tersembunyi yang berbeda dan membuat banyak orang penasaran.

Tidak ada kisah yang pasti akan keberadaan Curug 7 Bidadari atau biasa dengan sebutan C7B ini. Boleh percaya atau tidak mitos yang muncul membuat orang penasaran level akut untuk mendatangi tempat sekece badai khatulistiwa ini.

1. Si Putri Berkudis

Mitos populer air terjun 7 Bidadari tentang seorang putri raja yang ditinggal raja bertapa. Putri ini dilarang keluar dari rumah hingga 40 hari.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Mitos putri berkudis, sembuh karena mandi air kledung (Hanya ilustrasi dok. pribadi))


Namun, sang putri melanggarnya dan apa yang terjadi? Muncul luka bernanah, orang Jawa menyebut gudig atau kudis. Jadilah putri berkudis di seluruh tubuh mulusnya.

Akhirnya dicarikanlah obat dari berbagai tabib seluruh negeri tapi hasilnya nihil. Alhasil ada yang menyuruhnya ke daerah Jawa Tengah utara untuk meminta kesembuhan.

Di sana ada Kyai Mandung yang terkenal dan berwibawa. Konon Kyai Mandung adalah pengikut Pangeran Diponegoro. Kyai Mandung meminta putri tersebut mandi melalui sendang yang dikenal dengan mata air Kedung Wali. Kedung berukuran 70 cm dan kedalaman 60 cm yang letaknya di atas curug.

Sumber air tersebut seolah muncul dari tengah batu yang dipercaya mampu menyembuhkan segala penyakit. Berkat air tersebut, sang putri yang awalnya berpenyakit gudig kembali cantik, mulus, halus bin glowing.

2. Tentang Kyai Mandung dan Kedung Wali

Telah dijelaskan sebelumnya di atas curug ada yang namanya sendang atau Kedung Wali. Kedung Wali ini dahulu sering digunakan Kyai Mandung sebagai sesepuh dan pendiri Desa Keseneng untuk mengambil air wudhu.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Kisah Mbah Mandung dan Kedung Wali (Hanya ilustrasi dok. pribadi)


Konon curug berawal dari adanya temuan keris dan batu bertuliskan Arab. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan, keris tersebut lalu dikembalikan ke tempat semula.

Selanjutnya Kedung Wali dengan air bertuah mulai populer untuk menyembuhkan segala penyakit, awet muda, enteng jodoh dan lain sebagainya. Wallahualam.

Kyai Mandung sendiri datang ke Desa Keseneng setelah mengadakan pengembaraan panjang. Beliau seorang duda maka ada pula yang menyebutnya Mbah Duda.

Di desa Kyai Mandung mulai bertani dan membangun irigasi yang sampai sekarang digunakan oleh warga setempat untuk mengairi area persawahan.

3. Bidadari Terkena Kutukan

Mitos berikutnya tentang si cantik bagai bidadari yang katanya dikutuk dan akhirnya dijebloskan turun ke bumi. Saat turun terdapat 6 bidadari lain yang menemani.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Mitos kutukan putri Curug 7 Bidadari (Foto: Dok. pribadi, edit by InShot)


Untuk menggagalkan kutukan tersebut, bidadari harus mandi di tengah air terjun. Hal inilah yang konon katanya membuat nama air terjun adalah Curug 7 Bidadari.

Ada pula yang mengaitkannya dengan legenda Jaka Tarub. Jaka Tarub tidak sengaja melihat air terjun dan saat itu ada 7 dewi cantik bak bidadari sedang mandi. Dari situlah nama 7 Bidadari muncul.

Berbagai mitos yang ada memang unik dan membuat penasaran, boleh percaya atau tidak tergantung pribadi masing-masing.

 

Rute dan Angkutan ke Curug 7 Bidadari

Untuk sampai ke wisata curug ini, jalanan aman jaya damai sentosa. Aku kasih tahu ya, apabila kamu lewat Semarang, untuk sampai Ambarawa hanya membutuhkan waktu 1 jam perjalanan. Selanjutnya, dapat melanjutkan ke arah Sumowono.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Rute dan angkutan menuju Curug 7 Bidadari (Ilustrasi dok. pribadi with Canva)


1. Naik Angkutan Umum

Jika naik angkot atau bus dari Semarang turun saja di terminal Bawen. Dari Bawen bisa meluncur ke Pauline dengan biaya naik angkot Rp3.000.

Sesampainya di perempatan Pauline, bisa naik prona menuju Sumowono dengan biaya  Rp6.000. Jaraknya sekitar 17 km dan dapat ditempuh dalam waktu 45 menit.

Tenang saja ya, prona Sumowono ini menthok, jadi nggak bakal nyasar. Turun saja di terminal Sumowono. Ada 3 pos ojek di situ bisa pilih salah satu ojek untuk melanjutkan perjalanan ke Curug.

Biaya ojek sekitar Rp20.000 bisa nego. Dari terminal Sumowono ke Curug-nya dekat, kok, hanya sekitar 5 km dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit.

2. Naik Motor atau Mobil Pribadi ke Curug

Naik mobil atau motor pribadi juga mudah. Jika sudah sampai Ambarawa, lanjutkan perjalanan ke arah Bandungan (tahu kan ya, Bandungan sebagai daerah wisata yang sudah terkenal dari zaman purba, hehehe), naik terus sampai Sumowono.

Karena rumahku Sumowono, aku biasa ke curug naik motor matic. Jalanan tidak terlalu naik turun curam, hanya ada satu turunan tajam tapi masih aman sulaeman.

Rutenya dari Desa Sumowono, ke arah Bantir, lalu menuju Desa Losari. Kemudian belok kanan masuk Desa Keseneng. Perjalanan bakalan bikin kamu kangen, indah banget. Di selatan Gunung Ungaran tampak jelas dan cantik! Masyaallah!

Dulu nih, di sekitar curug banyak plang rute arah. Namun saat ke sana kemarin kok sudah nggak ada. Namun, karena aku hapal jalannya tak jadi masalah.

Jika belum pernah sama sekali, bisa tanya mbah Google atau ke warga yang ramah bahkan bisa jadi diantar sampai tujuan.

 

Harga Tiket dan Parkir Mahal Nggak, Ya?

Menjelang beberapa meter arah curug, kendaraan belok kiri dan lanjut terus hingga jalan berubah bebatuan kerikil. Dari situ akan tampak loket untuk membeli tiket.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Cek, ini tiket masuk resto ya guys, jangan gagal paham loh smile... (Foto: Dok. pribadi)

1. Harga Tiket Masuk

Sayangnya, pas ke sana loket tutup. Sekarang ini untuk ke curug tidak dipungut biaya apapun.

Dulu, harga tiket Rp5.000, sehabis itu tidak ada biaya retribusi lain yang harus dibayarkan alias gratis.

2. Biaya Parkir Motor dan Mobil

Dari tempat tiket ada area parkir yang cukup luas. Puluhan mobil dan motor dapat parkir di tempat tersebut saking luasnya.

Akupun parkir di situ, sudah ada mas-mas yang menunggu. Biaya parkir motor Rp3.000 dan mobil hanya Rp5.000, terjangkau banget.

Di situ ada warung yang buka dan jual makanan. Dulu, di samping kanan kirinya full warung loh, sekarang berbeda dan banyak yang berubah.

3. Parkir di Resto

Selain itu terdapat tempat parkir umum yang terdapat di sebuah kafe Bidadari Café & Eatery yang letaknya berada persis di samping kafe. Tinggal pilih mau parkir yang mana. Biaya juga sama untuk motor Rp3.000 dan mobil Rp5.000.

Sedangkan untuk masuk resto sendiri ditarik biaya sebesar Rp10.000. Biaya untuk parkir juga bisa berubah sewaktu-waktu ya guys.

 

7 Eksotisme Tiada Tanding Hanya Ada di Curug 7 Bidadari

Air terjun terletak di tengah area persawahan nan menghijau. Dari tempat parkir ke curug, harus jalan sekitar 500 meter.

Pengunjung bebas untuk sampai ke curug, mau lewat persawahan dengan jembatan atau melalui pinggir kafe yang letaknya persis di samping curug.

Aku pilih melewati jalan setapak samping kafe. Dari jarak berpuluh meter, debur curug sudah menyambut. Duhai, kangen sekali aku sama tempat ini.

“Assalamualaikum,” salamku sambil berlari ke curug.

Masih sepi, aku sepuasnya memandangi curug yang tetap cantik dengan bagian kiri berupa hamparan sawah menghijau.

Saat itu tanaman padi sedang hijau-hijaunya. Sebelah kanan curug pepohonan menjulang tinggi. Sampingnya lagi batas dengan resto berupa tembok tinggi. Apa sih keunikan tersembunyi lainnya yang bikin pengunjung bakal meleleh?

1. 7 Air Terjun dengan 3 Tingkatan

Biasanya curug hanya memiliki 1 atau dua turunan air terjun. Namun, Curug 7 Bidadari unik dengan 7 air terjun dan 3 tingkatan berbeda.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Curug terdiri dari 7 air terjun dan 3 tingkatan yang keren pol! (Foto: Dok. pribadi)


Pada tingkat 1 bagian atas terdapat 1 air terjun dengan panjang sekitar 5-6 meter. Sedangkan tingkat 2 di bawahnya terdapat 2 air terjun ketinggian 7 meter dan kedalaman kolam 5  meter.

Tingkat paling bawah memiliki 4 air terjun yang terbentuk dari air terjun di atasnya dan berdampingan dengan kesegaran luar biasa. Sensasi air terjun bertingkat sangat berbeda dan tak bakal ditemui di curug lain.

2. Air Jernih

Air terjun berasal berasal dari Gunung Ungaran yang sejuk dan jernih. Jaraknya hanya sekitar 20 km dan bisa ditempuh dalam waktu 1 jam lebih. Dingin khas air pegunungan yang menyehatkan badan.

3. Bebatuan Khas Kali yang Indah

Oh ya, curug ini masih asli dengan bebatuan kali halus dengan ukuran beragam. Mungkin bagi sebagian orang ini biasa saja, tapi bagiku, suasana yang sangat kurindukan.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Bebatuan kali asri alami dan halus, airnya juga jernih (Foto: Dok. pribadi)


Lompat dari bebatuan kali ke bebatuan kali yang lain. Lompat sana sini oke saja sih, apalagi jika ke bebatuan dekat air terjun, seru banget!

4. Nyaman Buat Main Air

Meskipun terdiri dari 7 air terjun yang gemuruhnya bersamaan, tetap nyaman untuk mainan air di sekitar curug. Sebagian pengunjung bebas berenang atau sekedar mainan air yang sangat sejuk.

5. Tempat Instagramable

Mau bergaya apa saja, banyak spot foto menarik di air terjun ini.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Foto kuambil dari dalam kafe lantai 2 yang bersebelahan persis dengan curug
(Foto: Dok. pribadi)


·         Terdapat tulisan C7B pada sebelah kiri air terjun dan bisa menjadi tempat kece untuk berfoto.

·         Ingin foto unik dan dramatis, bisa tepat berada di tengah air terjun dengan latar belakang air terjun nan alami. Bahkan makin keren kalau mengenakan kain jarik atau selendang ala jaman dulu kala loh. Latar belakangnya sangat mendukung.

·         Jangan lupa mengambil foto di bebatuan yang berada di sekitar curug, sebab eksotismenya tanpa tanding.

·         Jika mengambil dari café, bisa langsung di bagian depan air terjuan atau dengan latar belakang sawah menghijau.

·         Di sudut manapun, bakal menemui sesuatu yang tak biasa dan sensasi unik.

Swear deh, dengan memilih angle paling gahar, hasilnya nggak bakal mengecewakan.

6. Jalanan Datar

Curug unik ini tak membuat tubuh letih untuk naik turun saat menuju pusat air terjun. Biasanya jika ke air terjun harus jalan jauh bahkan melalui turunan yang membuat badan capek duluan.

Nggak ada cerita beginian untuk ke Curug 7 Bidadari. Jalanan datar sampai ke pusat wisata. Cocok jika mengajak lansia untuk hadir menikmati keindahan curug dan pemandangan alaminya.

7. Eksotisme Alam Tiada Tanding

Uyeah, benar banget jika eksotisme curug benar-benar tiada tanding. Bagian kanan air terjun berupa hamparan sawah adalah background alami yang unik. Keindahannya susah untuk diungkap dengan kata-kata.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Hanya beda pose wkwkwk (Foto: Dok. pribadi)

Gimana sodara-sodara, makin kepo kan? Tapiiii, eits, ada beberapa hal yang perlu disiapkan untuk ke sana ya.

 

Jika ke Curug 7 Bidadari, Perhatikan Hal Penting Ini

Dari namanya saja yakin sudah pada bertanya-tanya dengan tampilan curug nan seksi eksotis ini. Apabila ingin ke curug ada hal yang wajib diketahui supaya berwisata semakin menyenangkan.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Cek hal ini ya sebelum ke curug (Ilustrasi dok. pribadi)


1. Musim Hujan Vs Musim Kemarau

Bagiku, paling cocok ke curug kalau musim kemarau. Debit air memang tidak terlalu deras tapi saat musim hujan tidak dapat diprediksi.

Lagipula datang saat musim hujan tentunya kurang asik karena bakal kurang nyaman mengeksplor area wisata. Kadang, daerah Sumowono kalau musim hujan kabut tebal dinginnya minta ampun kadang sampai 16 derajat, ewh, mikir, kan?

Jika datang saat musim kemarau, lebih merasa aman dan nyaman saja. Airnya nggak kering kok, jadi tetap indah dan oke untuk didatangi.

2. Pagi Vs Siang

Pagi lebih asyik sebab masih banyak waktu untuk menikmati keindahan air terjun. Lagipula, pagi hari belum terlalu ramai pengunjung sehingga nyaman untuk berfoto atau mengeksplor keindahan curug.

Suasana masih bersih sejuk nyaman untuk nongkrong dan bermain air sepuasnya. Namun, jika memang waktunya tak memungkinkan tetap nyaman saja saat siang hari.

3. Sepatu VS Sandal

Aku sih paling nyaman pakai sandal ketimbang sepatu. Sekalinya pakai sepatu, kecemplung basah kuyup wkwkwk. Pakai sandal lebih praktis, mau nyemplung tinggal lepas, atau pakai sekalian sandalnya  juga nggak masalah.

Namun, ini selera ya, ada yang lebih nyaman pakai sepatu. Toh, saat mau nyemplung ke air juga bakalan dilepas.

 

Fasilitas Curug 7 Bidadari

Sebetulnya fasilitas curug lengkap tapi mungkin masih perlu penanganan serius dari pihak pengelola. Terdapat area pertemuan, jembatan klasik dan tempat parkir cukup luas.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Menu resto lengkap banget dan terjangkau. Eh maaf itu kertasnya udah mripil pinggir, hihihi.
(Foto: Dok. pribadi)


Nah, saat ke sana, aku mampir ke Bidadari Café & Eatery yang terletak persis di samping curug. Di kafe tersebut tersedia berbagai menu makanan dan minuman yang bisa disantap setelah capek main menjelajah curug. Seperti nasi  goreng berbagai mode, capcay, aneka jus dan kopi dan lain sebagainya.

Curug 7 Bidadari, mitos, wisata kab. semarang
Wedang uwuh, salah satu menu minuman di kafe, makanannya lupa nggak difoto wkwkw
(Foto by Ulya)


Tak perlu khawatir dengan harga menunya, ya, soalnya sangat terjangkau kantong mulai dari 15 ribuan saja. View dari kafe ini super indah berasa di samping puncak curug. Areanya cukup luas dengan berbagai spot cantik pada setiap sudutnya.

Selain menu lengkap terdapat tempat sholat dan toilet yang bersih. Suasana bersih dan nyaman sekali apalagi dekat banget dengan air terjun hingga bisa foto seolah berada di samping air terjun.

 

Wisata dekat Curug 7 Bidadari dan Mitos Horor Hingga Legenda Tiada Akhir

Dan, jika penganut asas hemat dalam berbagai hal, wekekekek, kalau mlipir piknik gitu rugi dong kalo hanya mengunjungi satu wisata saja.

Agar sekali mendayung 2 hingga 5 pulau terlampaui, ada pesona wisata Kabupaten Semarang lain di dekat 7 Bidadari yang bisa auto dikunjungi. Cek yuk apa saja wisatanya.

1. Grojogan Klenting Kuning

Grojogan memiliki ciri khas dengan bebatuan di balik air terjun berwarna kuning. Legenda tentang Panji Gumilang dan Dewi Galuh Candra atau Klenting Kuning yang terkenal dalam Ande-Ande Lumut.

Grojogan klenthing kuning, wisata kab. semarang
Pesona Wisata Kabupaten Semarang Grojogan Klenthing Kuning.
Di balik air terjun legenda Ande-Ande Lumut santer menjadi buah bibir
(Foto: Dok. pribadi)


Air terjun jernih nan indah berasal dari Gunung Ungaran dan terletak di Desa Kemawi, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Eksotisme grojogan semakin lengkap dengan pinus nan menjulang di sekitarnya.

Grojogan hanya berjarak sekitar 6,1 km dari Curug 7 Bidadari dan bisa ditempuh dalam waktu 16 menit saja.

2. Candi Gedong Songo

Wah, siapa yang tak kenal candi legendaris yang terkenal dengan kisah mistis horor Hanoman dan Ratu Shima ini? Legenda seorang Ratu yang anti ketidakjujuran sehingga tegas dalam mengatasi banyak masalah di area kekuasaannya.

Candi Gedong Songo, wisata kab. semarang
Pesona Wisata Kabupaten Semarang Candi Gedong Songo
Legenda dan mitos yang selalu bikin pensaran tentang 9 Candi, Putri Shima dan Hanoman
(Foto: Dok. pribadi)


Candi yang berlokasi di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang ini memang pesonanya tak pernah padam. Di karnaval rakyat, RT-ku pernah menayangkan sendratari Candi Gedong Songo yang menghebohkan jagat maya lho dan dapat juara 3 alhamdulillah.

Jarak tempuh dari C7B ke Candi hanya 11,9 km dan butuh waktu sekitar 27 menit saja sampai lokasi.

3. Bukit Cinta Rawa Pening

Legenda tiada akhir yang sangat menghipnotis dari Bukit Cinta Rawa Pening adalah kisah Endang Sawitri dengan anak berwujud naga yang bernama Baruklinting. Belum lagi mitos jika ke Rawa Pening sama pasangan bakal putus cinta.

Bukit Cinta Rawa Pening, wisata kab. semarang
Pesona Wisata Kabupaten Semarang Bukit Cinta Rawa Pening
Di belakangnya, ada relief legenda mistis Baruklinthing yang tak pernah padam
(Foto: Dok. pribadi)

Dari mitos tersebut dibuat salah satu sudut indah yang namanya Gembok Cinta agar cinta tergembok sempurna hingga maut memisahkan. Rawa Pening menjadi unggulan wisata yang sekarang kerennya tiada tanding juga.

Lokasi Rawa Pening terletak di Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Berjarak sekitar 28, 7 km dari C7B dan bisa ditempuh tak lebih dari 1 jam perjalanan.

Selain 3 wisata penuh legenda di atas, masih ada banyak lagi yang lain loh. Sumowono Bamboo Garden dengan wisata bambu nan edukatif atau Ampelgading Homeland yang masih perawan dan asri.

Jika suka yang berbau sejarah, bisa ke Museum Kereta Api Ambarawa, Palagan Ambarawa atau Benteng Pendem. Tinggal pilih yang paling disukai dan menyesuaikan budget yang ada.

 

Tips ke Curug 7 Bidadari Versiku dengan Mitos Melegenda

Yuhuuu, sekarang saatnya kamu perlu tahu tips jika ke Curug 7 Bidadari ya. Cek cek ricek, gaspol…


Curug 7 Bidadari, wisata, tips

1. Membawa Pakaian Ganti

Piknik ke wisata air yang terpenting adalah membawa baju ganti. Biar basah kuyup sekalipun jika membawa baju ganti bakal aman sulaeman ya soalnya nggak ada yang jual baju dekat area waisata.

2. Membawa Properti untuk Foto

Nah, ini khusus yang suka pepotoan, jangan lupa bawa properti semisal jarik, topi dan yang lainnya. Sumpah, dengan properti keren, hasilnya bakal bikin melongo tiada akhir. Keren bro!

3. Bawa Uang Cash

Jangan lupa bawa uang cash secukupnya ya untuk sekedar beli air minum atau membayar biaya parkir.

4. Mengutamakan Kebersihan

Air terjun sangat jernih sayang banget kalau dikotori dengan hal yang unfaedah dan tetap jaga kebersihan, ya.

5. Mengawasi Anak Saat Main Air

Meskipun debit dengan kucuran air tidak begitu tinggi saat kemarau, bukan berarti abai jika membawa anak-anak ke curug. Pastikan anak tetap dalam pengawasan penuh, namanya juga main air.

6. Datang Pagi atau Siang Hari

Tadi sudah dijelaskan kalau paling asyik datang saat pagi hari menjelang siang. Saat pemandangan indah dan bagus sehingga bisa eksplore curug sepuasnya.

7. Berdoa dan Ucap Salam untuk yang Terlihat dan Tak Kasat Mata

Bagaimanapun juga, menuju area wisata penuh mitos dan legenda sebagai tempat baru tetap jangan lupa perbanyak doa. Saranku, mengucap salam ke yang terlihat dan tak kasat mata sangatlah penting. Biar berwisata semakin seru dan asyik.

            “Heh, lu mau nginep sini? Ngalamun aja!”

            “Hah?” Aku menoleh ke asal suara. Temanku sudah berdiri dari kursi setelah makan kenyang di resto. Setelah kami berdua bercengkerama dengan curug hampir 4 jam lebih.

            “Baliklah, besok mlipir ke wisata lain, ya. Kalau mau nginep di Bandungan banyak penginapan dan hotel pilihan,” jawabku sambil ketawa.

Oh ya, bagi yang rumahnya luar daerah dan ingin menikmati sepuasnya pesona wisata Kabupaten Semarang, bisa kok cari penginapan di daerah Bandungan.

Mau harga yang murmer hingga hotel berbintang semua lengkap tersedia. Tinggal menyesuaikan dana yang ada.

Curug 7 Bidadari, wisata, tips
Tunjuk satu nama Curug 7 Bidadari pokoknya seru!
Pesona Wisata Kabupaten Semarang (Foto: Dok. pribadi)


Wahhh, jebulnya sudah beribu kata ya ceritaku. Mau pulang dulu ah, ngelanjutin tulisan cerpenku yang sempat tertunda. Sttt, sepakat kan ya kalau mitos dan legenda selalu menjadi daya tarik yang mampu menghipnotis rasa penasaran banyak orang?

Eh, kamu kapan ke Curug 7 Bidadari? Kabar-kabar ya, aku siap jadi guide-nya yeah…

#pesonakabupatensemarang

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Pesona Wisata Kabupaten Semarang"


1 komentar:

  1. wuaa seruu.. meskipun panjang tapi asik ceritanya. pengen ke sana lagi kapan-kapan, temani ya mbaak...

    BalasHapus