Sabtu, 18 November 2023

Mewujudkan Kualitas Udara Bersih Jakarta dengan Kesadaran dan Kepatuhan

Mewujudkan Kualitas Udara Bersih Jakarta dengan Kesadaran dan Kepatuhan

Kalangan zaman old pasti dapat membandingkan kualitas udara zaman dulu dan sekarang yang jauh berbeda.

Bagi yang tidak mengalami langsung, dapat melihat hasil foto, video atau film zaman dulu dengan kemegahan Jakarta yang tampak asri dan sejuk.



Selain itu dapat pula dengan mendengarkan cerita orang tua tentang kesejukan udara yang jauh sekali berbeda dengan zaman gen z. Sekarang ini, polusi merajalela, kualitas udara memburuk, macet dimana-mana dan pengidap ISPA meningkat.

Kualitas Udara, Penyakit dan Alat Transportasi

Menghirup udara bersih dan sehat adalah harapan semua penduduk Jakarta dan kota lain di Indonesia. 

Menjadi isu yang masih terus didengungkan, Media Briefing YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) mengungkap tema menarik pada Rabu, 15 November 2023 tentang:

"Sinergitas Sektor Transportasi dan Sektor Energi untuk Mewujudkan Kualitas Udara Bersih di Kota Jakarta, dan Kota Kota Besar di Indonesia". Nara sumber dari pengurus harian YLKI Tulus Abadi dan Direktur KBR Citra Dyah Prastuti.

Dari YLKI dan KBR (Foto by ss zoom media briefing)


Kemudian pada Kamis, 16 November 2023 dilanjutkan dengan diskusi publik yang mengupas tuntas tentang sinergitas dalam mewujudkan udara bersih Jakarta dan kota besar di Indonesia.

Beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian adalah:

1. Penyakit ISPA Meningkat

Tulus Abadi mengungkapkan kualitas udara berpengaruh pada kesehatan tubuh dan munculnya penyakit khususnya ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Padahal semua orang memiliki hak untuk menghirup udara bersih seperti diungkap Citra Dyah.

Polusi udara dengan polutan yang sangat mengganggu udara menciptakan udara kotor, akhirnya memicu munculnya berbagai penyakit.

2. Menyebabkan Penyakit Serius dalam Jangka Panjang

Meskipun awalnya udara kotor hanya membuat batuk, pilek atau pening yang kadang tak kunjung sembuh, tidak boleh diremehkan begitu saja.

Sebab hal sepele ini jika dibiarkan akan menimbulkan penyakit serius seperti darah tinggi, jantung koroner dan penyakit lain yang mengganggu kinerja organ vital tubuh.

3. Semakin Meningkat Pengguna Motor dan Mobil Pribadi

Salah satu penyebab udara kotor adalah gas buang atau emisi cukup tinggi. Volume kendaran pribadi juga terus meningkat.

Mau tidak mau polusi udara terus bertambah seiring banyaknya kendaraan yang melaju dan bertambahnya emisi gas buang.

4. Belum Optimalnya Transportasi Publik

Sebetulnya, sudah banyak pilihan transportasi publik di Jakarta seperti KRL dan MRT tapi belum cukup mengurangi emisi gas buang sehingga polusi masih saja terjadi.

Bahkan jumlah penumpang dan alat transportasi masih kurang relevan. Ujung-ujungnya, transportasi publik penuh dengan antrean membludak.

5. Kendaraan Listrik Belum dapat Dimaksimalkan

Kendaraan listrik sekarang ini sedang gencar disosialisasikan ke publik tapi masih belum maksimal sebagai upaya meminimalisir gas buang.

Sebab, tempat maintenance kendaraan listrik belum banyak dan harga baterai juga mahal. Padahal kendaraan listrik benar-benar dapat membantu menuju zero emission.

Mewujudkan Kualitas Udara Bersih di Jakarta

Berbagai upaya sudah dilakukan baik dari bidang transportasi, energi dan kesehatan. Meskipun belum maksimal, tetap menjadi isu yang harus terus menjadi perhatian.

Adapun upaya nyata untuk mewujudkan udara bersih sehingga tubuh lebih sehat antara lain:

1. Selalu Hidup Sehat

Menurut dr. Aris Nurzamzami, MKM dari Dinkes DKI mengatakan pihak kesehatan sudah berupaya mensupport dan mensosialisasikan kepada seluruh elemen masyarakat untuk hidup bersih.

Dinkes DKI dr. Aris Nurzamzami, MKM (foto by ss zoom diskusi publik)


Tak lupa juga selalu memberi himbauan untuk tetap rutin mengenakan masker khususnya bagi yang rentan penyakit.

Mengelola stres sangat penting untuk mental health (Foto by ss zoom diskusi publik)


Warga juga diminta mampu mengelola stres dengan healing terbaik. Secara sekarang ini begitu banyak hal yang mungkin dapat mengganggu pikiran sehingga tingkat stres dapat diminimalisir.

2. Melakukan Uji Emisi

Bidang PPKL DLH DKI Jakarta juga melakukan langkah cermat untuk uji emisi setiap bulan. Meskipun hasilnya belum signifikan tapi diusahkan mampu menekan polusi udara yang terus menanjak.

Bidang PPKL DLH DKI (Foto by ss zoom diskusi publik)


Tingkat kelolosan mencapai 0,79% dari 131.729 motor yang melakukan uji emisi. Sedangkan untuk mobil 29,8% dari 1.225.247 mobil yang melakukan uji emisi. Perlakuan uji emisi masih jauh dari seluruh total jumlah kendaraan.

Hasil uji emisi (Foto by ss zoom diskusi publik)


Meskipun demikian akan terus diupayakan agar uji emisi maksimal dan polusi udara dapat dikurangi.

3. Bekerjasama dengan Bengkel untuk Uji Emisi

Uji emisi untuk menghasilkan kualitas gas buang yang bagus dari kendaraan dan agar warga mau melakukannya.

Agar semakin optimal, pihak terkait bekerjasama dengan bengkel dengan biaya emisi 50 ribu rupiah. Dengan uji emisi diharapkan gas buang aman dan kualitas udara semakin bersih.

4. Melakukan Integrasi Sistem

Pihak Dishub DKI Jakarta menjelaskan integrasi sistem melalui Jak Lingko. Jak Lingko yaitu sistem terpadu yang mendukung kebijakan peningkatan penggunaan angkutan umum massal dan pembatasan kendaraan bermotor perseorangan.

Dari sistem integrasi maka akan terlihat kendaraan yang sudah lolos uji emisi atau belum. Aplikasinya seperti biaya parkir lebih mahal daripada yang sudah llos uji emisi.

5. Kesadaran dan Kepatuhan

Mengenai gas buang erat kaitanya dengan segi kesadaran dan kepatuhan. Walau sudah didorong untuk uji emisi tapi masih banyak yang belum melakukannya.

Dari Polri Bapak Edi Supriyanto (Foto by ss zoom diskusi publik)


Dari Polda Metro Jaya, menurut Edi Supriyanto ada 4 variabel yang mempengaruhi kualitas uji emisi yaitu:

·         Kualitas bahan bakar dapat mendorong kualitas agar sesuai standar.

·         Masalah usia kendaraan sehingga mengharuskan setiap tahun uji emisi.

·         Aspek perawatan dari pemiliknya sendiri. Bagaimana perawatannya apakah rutin atau tidak sama sekali.

·         Bagaimana teknologi kendaraan itu sendiri.

Penindakan oleh polisi tidak dapat bekerja sendiri dan tidak bisa sendiri tapi bekerjasama dishub dan lingkungan hidup.

Selama ini masih saja terjadi pelanggaran terhadap emisi gas buang karena berbagai faktor, antara lain:

·         Dari pemilik sudah sadar bahwa perawatan adalah kebutuhan pemilik.

·         Penilangan upaya terakhir dan kepatuhan bukan keterpaksaan.

·         Meningkatakan kepatuhan dengan uji emisi gratis dan dilakukan untuk semua kalangan.

Bagaimanapun juga mewujudkan udara bersih memang menjadi tanggung jawab bersama agar terjadi sinergitas dan hasilnya optimal. Kesadaran dan kepatuhan menjadi upaya awal agar berjalan dengan baik dan lancar.

Penutup

Segi kepatuhan dan kesadaran memang tak bisa lepas untuk menciptakan udara bersih di Jakarta dan kota besar lainnya.

Jakarta (Foto by Pexels)

Ke depan, diharapkan dapat melihat keasrian metropolitan dengan udara bersih, asri dan sejuk sehingga meminimalisir berbagai jenis penyakit berbahaya.

Dengan kesadaran dan kesadaran peduli lingkungan pasti udara bersih bisa diwujudkan agar hidup sehat lebih berkualitas.

 

0 komentar:

Posting Komentar