Jumat, 15 Mei 2020

7 Alasan Lebaran #dirumahaja


7 Alasan Lebaran #dirumahaja


Hai, mengangankan sesuatu memang hak setiap orang. Lebaran, merencanakan mau kemana, ke sana bahkan ke sini juga nggak masalah. Tersenyum untuk lebaran dengan beragam kenangan tahun lalu. Karena lebaran tahun ini jelas akan berbeda banyak. Meskipun tak mengurangi makna dari arti lebaran itu sendiri, saling memaafkan.

7 Alasan Lebaran #dirumahaja


Lantas, adakah mimpi terlalu berlebihan ketika didengarkan, atau hanya diangankan? Hei, angan untuk berlebaran kemana itu memang wajar adanya. Biasanya, sudah dibayangkan mau ke tempat si ini, si itu, saudara ini dan itu. Belum lagi acara halal bihalal membludak. Kadang, menerobos kemacetan luar biasa, kerumitan akan selalu saja muncul kala lebaran tiba.

Berbeda untuk sesuatu yang baik, kenapa nggak, sih? Menahan rindu untuk tak mudik, menahan semuanya, kadang memang diperlukan. Khususnya tahun ini. Ketika pandemi covid-19 masih meradang, dan (tentunya berharap segera menghilang) kita harus memutuskan bahwa lebaran tetap akan selalu berbeda.

Nah, untuk aku sendiri, lebaran kali ini sudah jauh dari kata mudik. Jauh dari kata piknik (maksudnya sih melipir tipis saat mudik sekalian mampir sana sini sekedar melihat pemandangan menarik). Banyak alasan kenapa harus memilih tetap #dirumahaja. Aku memilih untuk #dirumahaja. Tentu dengan kesepakatan tambatan hati juga anak-anak, yang sepertinya manut keputusan orang tuanya.

Alasan apa yang terbersit? Kenapa pilih #dirumahaja?

1.    Sebelum si virus ini berlalu...
Ya, inilah alasan terkuat kenapa pilih #dirumahaja. Lebih memilih untuk kruntelan saja. Lebih tepatnya memilih untuk tetap bersama keluarga di rumah. Tak kemana-mana, tak harus mudik, tak harus ini itu yang nggak penting amat.

2.    Saling memaafkan seperti biasa
Yang paling penting, meminta maaf dengan kedua orangtua. Ini sih tak harus di hari lebaran doang. Tetap menjadi hal yang selalu kulakukan. Untungnya, orangtuaku satu rumah denganku. Sedangkan untuk bumer, lewat telpon insyaallah sudah melegakan.

3.    Bersilaturahmi secukupnya
Belum dapat memastikan akan seperti apa. Tapi, sepertinya, tak akan melakukan keliling kampung seperti tahun-tahun sebelumnya. Silaturahmi yang terdekat saja. Dan secukupnya.

4.    #dirumahaja
Tetap melakukan aktfitas lebaran yang beda ini dengan biasa saja. Mungkin akan lebih banyak nonton televisi. Dan ber video call ria sama saudara jauh. Mungkin...

5.    Tetap masak ala lebaran bisanya, tetapi secukupnya saja
Ada yang sepuh di rumah, memang membuatku ekstra waspada. Belum tahu akan seperti apa. Pastinya tamu akan sangat berkurang, atau bahkan malah tidak ada (atau mungkin akan kutulis tak menerima tamu) karena pandemi ini. Tentunya masak besar dikurangi. Lagi-lagi secukupnya saja.

6.    Selalu ada perkecualian
Kenapa pilih di rumah saja? Selalu ada perkecualian. Kita tak tahu entah bagaimana dan mengapa. Jadi antisipasi, lebaran tetap #dirumahaja.

7.    Lebih memaknai lebaran yang sebenarnya
Tak perlu lagi hingar bingar bahkan euforia yang melenakan ketika lebaran. Itu juga yang ingin kusyukuri sekarang ini. Bagaimanapun juga covid-19 membuatku makin tahu arti bersyukur. Hemat, apa adanya, tak berlebihan, tak beli baju baru, tak pemborosan pesan camilan. Dan memaknai alam semesta ini dengan kejujuran penuh. Eh, jadi filosofis banget nih, hihihi.

Bagaimana pilihanmu? Masih tetap lebaran seperti sebelumnya atau apa adanya dengan banyak hal baru tertampung lebih indah di hati?


Hari ke 26 #BPNRamadan2020

0 komentar:

Posting Komentar